33. Nyaman

4K 243 11
                                        

"Biaya camping kamu sudah lunas Alana, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak ikut camping" kata bu Rani, selaku pemegang administrasi sekolah.

Alana tercegang, "siapa yang ngelunasin bu?"

Bu Rani tersenyum, "yang penting udah lunas Lan, sekarang kamu balik ke kelas. Saya ada rapat bersama guru-guru membahas acara camping lusa nanti"

"Tapi bu-"

"Saya permisi Alana" bu Rani meninggalkan meja nya dan keluar ruangan. Ini aneh, biaya operasi Arya tiba-tiba lunas, sekarang biaya camping juga lunas.

Alana menutup kembali pintu ruangan. Gadis itu terus berpikir keras, siapa yang sudah membantu nya secara diam-diam? Gimana nanti kalo Alana tidak bisa melunasi? Ah, semakin pusing aja.

Dring!
Lamunan Alana buyar, dengan segera dia mengeluarkan ponsel dari saku rok nya. Ada banyak notifikasi pesan yang masuk dari chat Arsenio.

Macan Galak.
P
Pp
Ppp
P
P

Alana.
Kenapa lagi?

Macan Galak.
Lo pikun? Ke rooftop skrng! Bwin gw mknn sklian mnum nya. Gw tnggu 5 mnt, cpt!

Alana.
Mau makan apa?

Tidak ada balasan, padahal online. Alana kembali mengetik pesan sambil berjalan.

Alana.
Kak Nio igh! Jawab dong.
Ka-

Bruk!

Brak!

Alana dengan segera memasukkan ponsel nya ke dalam kantong rok, dia tidak sengaja menabrak seseorang perempuqn yang tidak lain adalah Disty. Beberapa buku cetak tebal yang di bawa Disty kucar-kacir di lantai. Alana langsung membantu membereskan buku-buku itu. "Dis, maaf ya Dis"

"Ya Lan, gak apa-apa. Lain kali lo hati-hati"

Alana memberikan beberapa buku Disty. Secarik kertas jatuh dari selempitan salah satu buku. Alana mengambil nya, berniat mengembalikan pada Disty. Pasti milik Disty, pikir Alana. Gadis itu tidak sengaja melihat foto seorang wanita paruh baya bersama anak balita di gendongan nya.

Seperti nggak asing, tapi siapa...

"Ini foto mama gue Lan" Disty mengambil foto mama nya dari tangan Alana, "gue duluan ya Lan"

***

"Lo telat lima menit! Suapin gue" ujar Arsenio dengan enteng nya.

"Tapi kak-"

"Suapin gue!"

"Iya" Alana membuka kotak bekal nya, dia tadi ke kantin tapi karena kantin sangat ramai, tidak ingin berlama-lama membuat Arsenio menunggu, Alana mengambil bekal nya di tas untuk cowok tersebut. Nanti dia bisa beli roti di kantin kalo lapar.

"Itu bekal lo? Nanti lo makan apa?" Arsenio melirik ke arah kotak bekal berwarna kuning dengan gambar kucing.

"Nggak apa-apa, nanti aku bisa beli roti" Alana membuka bekal nya, mata Arsenio memincing saat melihat hijau-hijau yang terbalut daun pisang.

"Itu makanan apa Lan?" Selama hidup nya, Arsenio tidak pernah  melihat makanan aneh seperti yang di bawa Alana.

"Ini itu botok lembayung kak, enak banget! Cobain deh" Alana menyuapkan sesendok pada laki-laki di sebelah nya. Arsenio terdiam sejenak, lidah nya masih menganalisis makanan yang masuk ke dalam mulut nya. Beberapa detik kemudian, kedua mata laki-laki itu membulat. Dia merasakan sensasi lain di makanan Alana, sebuah rasa yang tidak pernah tersentuh lidah nya. Perlahan tapi pasti, Arsenio menyukai botok lembayung buatan Alana.

"Gimana kak? Enak?"

"Gak" jawab cowok itu dengan wajah datar.

"Mau lagi nggak?"

"Ya mau lah!"

"Kata nya nggak enak?"

Arsenio merebut kotak bekal dari tangan Alana, "gue laper! Mendingan lo kerjain PR gue!"

Alana menghela nafas, dia mengambil buku PR Arsenio yang sudah ada di depan nya, gadis itu mulai mengerjakan. Mau menolak juga percuma, Arsenio akan terus memaksa. "Kak, aku bingung deh"

Arsenio melirik Alana, "bingwung kenapwa?" tanya nya sambil menguyah. Hal itu membuat Alana tertawa pelan.

"Jadi gini, kemarin itu biaya rumah sakit Arya tiba-tiba lunas padahal total nya gede banget tau kak, terus pagi ini biaya camping aku juga lunas. Aku mau cari orang nya tapi aku bingung gimana cara nya?"

Arsenio meneguk air mineral milik Alana, "gak usah di cari"

Alana refleks menoleh, "kenapa?"

"Ya, karena dia ikhlas bantuin lo. Bukti nya, dia gak ngasih tau identitas nya"

Alana mengernyit, "kok kamu tau?"

"Tau apa?"

"Kalo si pelunas tidak ngasih tau identitas nya?"

"Lo tadi bilang kalo lo mau cari tau, berarti orang itu gak ngasih tau identitas nya"

"Iya juga sih"

Alana tertawa kecil karena ada satu bulir nasi yang tertinggal di sudut bibir Arsenio. Tangan gadis itu terangkat untuk mengambil sebulir nasi tersebut dan membuang nya. Alana kembali menatap Arsenio, nyali nya menciut melihat wajah galak cowok di sebelah nya. Apakah Arsenio tidak nyaman? Batin Alana, dia sangat merasa tidak enak, karena terkesan lancang.

"K-kak, ma-maaf kak" cicit Alana.

Arsenio mendekatkan wajah nya, jantung Alana semakin berpacu cepat. Dia mencoba mundur tapi Arsenio menarik pinggang nya, membuat Alana tidak bisa bergerak. Nafas hangat Arsenio menyapu permukaan kulit wajah Alana. Dia takut, gugup, dan tidak enak.

Jarak semakin terkikis, wajah mereka hanya berkilas 2 cm. Hidung Arsenio hampir menyentuh hidung Alana, gadis itu memejamkan mata nya. Berharap Arsenio tidak macam-macam. Arsenio menahan senyuman geli, padahal dia hanya ingin meniup bulu mata Alana yang jatuh, supaya tidak masuk ke dalam mata nya.

Arsenio menarik Alana ke dalam dekapan nya dan memeluk tubuh ringkih gadis itu dengan erat. Perasaan nya nyata, ia tidak bisa berpaling lagi. Gadis sederhana di sebelah nya mampu mempora-porandakan perasaan dan pikiran Arsenio dalam waktu yang sama.

Dua hari dua malam, Arsenio meninju samsak nya tanpa henti hanya karena melihat Alana di bonceng Albara sialan itu. Rasa nya ada gemuruh hebat dalam hati Arsenio saat melihat Alana bersama laki-laki lain.

"Kak, maaf ya, kelancangan aku pasti buat kamu nggak nyaman"

Arsenio menghela nafas, dia mencium lembut rambut hitam Alana yang beraroma shampo Lifebuoy. Lalu mengusap punggung gadis itu, dan berkata..

"Gue nyaman sama lo, Lan"

***

SPOILER PART 34.

"KAK ARSEN! TOLONG KAK! ALANA ILANG DI HUTAN!" teriak Liana seperti orang kesetanan.

Oke, see you next part..

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang