63. Sisa Hidup.

3.7K 189 10
                                        

"Ayo pulang Na! Ngapain lo di sini?! Dia udah ninggalin lo gitu aja, Na! Jangan mau sama dia!"

"Arsenio punya alasan yang jelas bang!"

"Cukup Na! Berhenti bela cowok brengsek seperti dia!" Bentak Albara, tanpa sadar.

Mata Alana memanas, baru pertama kali dalam hidup nya mendengar Albara membentak diri nya, "Arsenio nggak brengsek bang, aku sayang dia" ucap Alana.

"Na! Jangan buta mata! Lo--"

BUGH!

"JANGAN BENTAK CEWEK GUE! BANGSAT!"

Albara menjilat darah di sudut bibir nya, lalu berdecih, "HUBUNGAN LO DAN ALANA UDAH BERAKHIR 2 TAHUN YANG LALU!"

"GAK USAH IKUT CAMPUR MASALAH HUBUNGAN GUE! KARNA LO GAK ADA HAK ITU!" bantah Arsenio.

"GUE GAK AKAN BIARIN LO DEKETIN ALANA LAGI! LO CUMA BAHAYA DAN LUKA DALAM HIDUP ALANA! LO GAK AKAN BISA BAHAGIAIN DIA! LO EGOIS SEN! LO HANYA MIKIRIN DIRI LO DARI PADA ALANA!"

"Bang..u-udah bang.."

"Masuk mobil Lan, ada mama di sana. Mama khawatir sama lo" Albara mengusap rambut gadis itu. "Nanti gue nyusul"

"Tapi bang..." mata Alana mengarah pada Arsenio. Sebenarnya dia masih ingin bersama dengan laki-laki itu, terlebih ini hari minggu. Arsenio tersenyum kemudian mengangguk, pertanda mengizinkan. Alana berjalan mendekati cowok itu, lalu memeluk nya.

Albara memalingkan wajah nya, kedua mata nya berkaca-kaca, sebenarnya dia lebih suka Alana bersama Arsenio, dia berada di pihak mereka. Namun, setelah mengetahui semua nya Albara dengan sekuat tenaga akan mencoba memisahkan mereka.

"Aku masih kangen kamu kak"

Arsenio tersenyum simpul, laki-laki itu mengeratkan pelukan nya, "temuin tante Diana dulu, nanti malam gue telpon ya? Biar nggak kangen lagi"

"Beneran di telpon?"

"Iya, sayang"

"Kamu dapet nomor aku dari mana?"

"Dari mata turun ke hati"

Alana tersenyum, dia merenggangkan pelukan nya, "janji ya?"

"Janji" ucap Arsenio sambil mengelus pipi Alana. Gadis itu pergi dari sana menemui Diana-mama Albara. Setelah Alana pergi Arsenio dan Albara kembali dalam mode sebelum nya.

"Maksud omongan lo tadi apa?" tanya Arsenio dengan bersedekap dada.

"Jangan lo kira gue bego Sen!"

"Gak usah basa-basi Bar! Ngomong yang jelas!"

"Gue tau, lo gak sembuh total kan? bahkan lebih buruk dari sebelum nya. Lo balik ke Indonesia hanya untuk menghabiskan sisa hidup lo bersama Alana, setelah itu lo akan pergi ninggalin dia selama nya"

"Lo cuma kembali sementara Sen. Pikirin perasaan Alana, jangan egois"

***

Arsenio berdiri di balkon kamar nya, hanya angin sore yang menemani nya. Memikirkan semua perkataan Albara tadi pagi membuat kepala Arsenio semakin pening.

Laki-laki itu memijat pangkal hidung nya. Arsenio mengusap pelan foto Alana di layar ponsel nya, "maafin gue Lan, gue...egois. Perasaan gue yang buat semua nya jadi rumit seperti ini"

"Seharusnya kemarin gue gak pulang ke Indonesia, tapi gue gak bisa, gue sayang sama lo Lan"

Arsenio mencari kontak Albara dalam ponsel nya, dia menghubungi cowok itu. Dua menit, akhir nya panggilan telepon nya diangkat Albara.

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang