EKSTRA PART 1

4.6K 205 21
                                    

Arsenio udah meninggal,
Yang mati tidak bisa hidup kembali.
Nggak usah sedih ya, cuma cerita fiksi kok:)

Happy Reading.

____

Perahu karet mengambang di air dengan tenang, sore itu udara di pantai terasa sejuk, semilir angin berhembus tidak terlalu kencang juga tidak terlalu lambat. Seorang gadis duduk tenang di dalam perahu karet dengan dayung di tangan kanan nya. Pikiran nya melayang entah kemana.

"Kak Ana! Sini kak! Ikut Arya!" teriak anak laki-laki membuat pikiran Alana kembali pada diri nya.

"Arya! Jangan nengah-nengah!" Alana mencoba mengejar perahu karet Arya yang mengambang ke tengah laut pantai. Perahu milik Arya meluncur sangat cepat, Alana jadi kualahan.  Di tengah- tengah mengejar Arya, perahu Alana oleng karena di terpa ombak laut pantai yang tiba-tiba menjadi deras. Gadis itu tidak bisa menyeimbang kan tubuh juga perahu nya. Dan..

Byurr!

Tubuh gadis itu tenggelam 5 meter dari permukaan air dan mengambang di sana, Alana mencoba berteriak namun tidak bisa karena dalam air. Di tambah ia juga tidak bisa berenang.

Alana menutup mata nya, dia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Selamat atau tidak, hidup atau mati, Alana sudah pasrah. Tiba-tiba...

Byurr!

Mata Alana yang terpejam kembali terbuka, samar-sama dia melihat seorang laki-laki berenang ke arah nya. Wajah cowok itu tidak terlihat jelas karena jarak nya masih lumayan jauh. Dia terus menatap lurus ke arah laki-laki tersebut.

Jarak semakin terkikis, laki-laki itu semakin dekat dengan Alana, dari sini gadis itu bisa melihat jelas wajah cowok tersebut. 

"Kak Nio, tolong" hanya bibir gadis itu yang bergerak, menimbulkan gelembung-gelembung kecil di sekitar wajah nya.

Seakan mengerti, laki-laki itu mengangguk. Dia memang Arsenio. Tanpa banyak cakap, Arsenio langsung mendekap tubuh gadis itu.

"Jangan takut, ada gue" perkataan itu yang ditangkap oleh telinga Alana, lumayan tidak jelas karena mulut Arsenio penuh air. Alana mengangguk sebelum akhir nya dia tidak sadarkan diri, karena tekanan air jauh lebih besar dari pada udara yang mengisi paru-paru nya.

Tanpa berlama-lama, Arsenio menarik tubuh Alana ke atas permukaan air. Laki-laki itu panik sebab Alana yang sudah tidak sadar kan diri. Sesampainya di permukaan tanah, Arsenio langsung melakukan pertolongan pertama saat orang baru saja tenggelam. Dia menekan perut Alana, sedikit kuat dan dengan pelan pasti nya.

"Lan, bangun Lan!"

Tiga kali percobaan, hasil nya nihil. Arsenio terpaksa membuat pernafasan buatan. Kali ini berhasil, Alana mengeluarkan air dari mulut nya, ia terbatuk-batuk. Arsenio membantu nya duduk dan menepuk pelan punggung gadis itu.

"Main perahu nya jangan terlalu jauh, sayang"

"Aku tadi ngejar Arya kak"

"Ngejar Arya, atau cuma pengen gue cium?" Arsenio tersenyum jahil. Pipi Alana bersemu merah, dia tanpa malu langsung memeluk Arsenio dan menyembunyikan pipi merah nya di balik dada bidang laki-laki itu.

"Udahan peluk nya, ganti baju dulu. Terus peluk lagi, nanti lo masuk angin"

"Siap macan galak!"

"Lucu banget sih!" Arsenio mencubit pipi Alana yang sedikit berisi dengan gemas.

Setelah berganti pakaian, kedua nya kembali ke tepi pantai. Menikmati senja yang indah nya luar biasa. Mereka duduk bersebelahan di hamparan pasir putih pantai tersebut, dengan sebuah roti sapi di tangan kanan Alana.

"Kamu mau kak?" tawar Alana.

Arsenio menoleh, laki-laki itu tersenyum lalu mengambil alih roti di tangan gadis itu. Ia menyuapi gadis itu roti maniz tersebut, "makan yang banyak, jangan sampai sakit. Nanti aku khawatir"

"Aku pingin sakit, supaya kamu bisa rawat aku" kata Alana sambil menahan senyum.

Arsenio mencubit pipi gadis itu, gemas, "jangan nakal, di bilangin itu nurut. Kalo kamu sakit siapa yang merawat, hm?"

"Kamu nggak mau ya ngerawat aku, kalo aku sakit?" Bibir gadis itu mengerucut lucu. Arsenio menarik gadis itu dalam dekapan nya.

"Bukan nggak mau, tapi aku nggak bisa sayang"

"Kenapa nggak bisa? Kamu sibuk ya?"

Arsenio tersenyum, "dengerin ya, kamu harus jaga pola makan, jaga kesehatan, jangan sampai sakit, dan bahagia terus"

"Aku selalu bahagia, kalo ada kamu" jawab Alana.

"Aku nggak akan selama nya ada di samping kamu, Lan. Jadi paham ya?"

"Nggak! Kamu akan selalu di samping aku!" Alana berdiri, gadis itu mengepalkan tangan nya, "kita akan terus bersama!"

Arsenio ikut berdiri, dia kembali memeluk tubuh ringkih milik gadis itu. Tanpa aba-aba, Alana terisak dalam pelukan Arsenio, "jangan pergi tinggalin aku kak, aku sayang sama kamu"

"Gue juga sayang sama lo, Lan. Bahagia terus ya?" Perlahan tubuh Arsenio lenyap tanpa sisa. Pelukan hangat itu hilang musnah dari genggaman Alana. Gadis itu merosot ke tanah, dia terisak kuat.

"KAK NIO! KAMU KEMANA?!!"

"A-AKU MASIH KANGEN SAMA KAMU..hiks!"

"Tolong jangan pergi.."

"KAK NIO!!"

***

"KAK NIO!!"

"Na! Bangun Na!" Albara mengguncang kuat tubuh Alana. Kedua mata Alana yang semula terpejam kini terbuka lebar. Dia menoleh kesamping kanan-kiri, mencari sosok Arsenio, tapi...kosong.

Alana terisak, "kak Arsenio mana bang?! Dia kemana bang?!"

"Sadar Lan! Arsenio udah gak ada!" jawab Albara.

"Nggak! Arsenio pasti masih ada disini kan bang?! Arsenio nggak akan pergi! Dia pasti menepati janji nya!"

"Cukup Lan!"

"Kak Nio.." panggil Alana pelan. Rasa sesak kembali menjalar di dada nya. Kedua tangan gadis itu mencengkeram lengan jaket kulit Albara.

Alana menangis tanpa suara, "aku kepingin dengar suara nya, bang"

"Sadar Lan, sadar.."

"Aku pengen peluk dia bang"

"Cukup Lan! Arsenio udah gak ada"

"Kak Nio! Kamu dimana?!" teriak Alana, histeris. Dia kembali menangis sesegukan.

"Arsenio, dia tidak punya tempat di dunia ini lagi Lan. Biarkan dia pergi"

Alana menggeleng kuat, "nggak!"

"Ikhlas Lan, ikhlas. Masih banyak cowok di bumi ini Lan"

"Tapi gak ada yang seperti Arsenio, bang"

***

Hai, gimana EksPart nya?
Seru kan?

Ekstra Part 2?

Cerita baru?

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang