Mas, aku tau pernikahan ini hanya terpaksa. Tidak ada cinta di antara kita, tapi tidak bisa kah kamu membuka hati untuk ku dan membuka lembaran baru? Bukan malah menghamili pacar kamu, disaat aku juga sedang mengandung anak pertama kita.
2005Kamu selingkuh, aku nggak apa-apa. Bahkan di saat kamu menghamili pacar kamu, aku juga masih bertahan. Tapi ketika kamu selalu melukai hati dan fisik Alana, maaf aku tidak bisa menahan kesakitan ini lagi.
2013Aku tau kamu menikah dengan Devi selain karena bertanggung jawab, kamu juga telah menabrak seseorang perempuan hingga meninggal. Anak kamu dengan Devi pasti seumuran Alana. Dan aku harap sifat keji kamu tidak turun pada nya.
2013Alana membungkam mulut nya, dia menutup buku dairy kusam tersebut dan memeluk benda itu. Alana mendudukkan diri nya di kasur Wisma-ibu nya. Tangan kanan gadis itu naik dan mengambil bingkai foto di atas nakas.
Jari jemari Alana mengusap kaca foto keluarga tersebut meskipun tanpa ada nya sosok ayah. Air mata Alana mengalir dari tempat nya, menetes dan membasahi pigora foto tersebut.
"Jadi, selama ini pernikahan ibu menikah dengan ayah hanya karena terpaksa..saat ibu mengandung aku, disaat yang sama pacar ayah juga hamil..ja-jadi dia dan aku adalah.. saudara beda ibu?"
"Mama Arsenio meninggal karena di tabrak ayah, itu alasan ayah meninggalkan kita dulu bu? Kenapa ibu nggak pernah cerita sama Alana?" Alana menangis sesegukan. Wisma adalah sosok yang kuat, selama ini wanita itu tidak pernah menceritakan apapun pada Alana, ia hanya memendam sendiri. Alana beruntung mempunyai ibu seperti ibunya-Wisma.
Alana mengusap sisa tangis nya, dia bangkit karena jam sudah menunjukkan pukul 16.45. Dia harus berangkat kerja.
Terkadang perpisahan itu jalan keluar yang terbaik.
***
"SEN! MARKAS KITA AKAN DI SERANG!" teriak salah satu anggota. Arsenio yang sedang duduk dan bermain catur bersama teman-teman nya pun kaget dan langsung bangkit.
"Siapa?"
"Pasukan Lucky, Gelard, Gala, dan Ferdi"
"Shit! Kumpulkan anak-anak!" Cowok itu meraih jaket dan head band nya berjalan keluar dari markas bersama para anggota STARES.
"Pasukan mereka lebih besar dari kita, Sen!" seru Guntur, satu tangan nya menuding pasukan lawan yang semakin mendekat. Mereka pasukan gabungan wajar jika anggota nya banyak bahkan 2 kali lipat dari para anggota STARES.
"KEMENANGAN TIDAK DITENTUKAN OLEH BANYAK NYA PASUKAN! KITA HARUS KOMPAK DAN BERSATU!" Teriak Arsenio, tegas. Para anggota mengangguk paham.
Pasukan musuh sekarang telah berdiri dihadapan Arsenio. Sedangkan cowok itu berdiri santai sambil berkacak pinggang. "MAU NYERAHIN DIRI DI KANDANG MACAN LO SEMUA?!"
"BASA-BASI LO SEN! BILANG AJA TAKUT!" Sahut Gelard.
Arsenio berdecih, "GAK ADA KATA TAKUT DALAM KAMUS HIDUP GUE! APA LAGI NGADEPIN PENGHIANAT KAYAK LO PADA! ITU MAH KECIL!"
"TERMASUK KEHILANGAN ALANA?!"
"Shit! JANGAN IKUT CAMPURKAN PEREMPUAN DIANTARA MASALAH KITA BANGSAT! SERANG MEREKA!" intruksi Arsenio. Pertempuran pun terjadi dengan jumlah anggota yang tidak seimbang.
Di tengah pertempuran sengit mereka, datang lah dua pasukan, pasukan GARIOS dan satu nya adalah... pasukan CAKRA yang di pimpin oleh Albara. Mereka datang membantu STARES untuk melawan pasukan gabungan musuh.
"BAR! NGAPAIN LO KESINI?!"
"LUPAKAN TENTANG PERMUSUHAN! SEKARANG KITA BERDAMAI SEN!" Ujar Albara, kedua tangan dan kaki nya masih aktif menghajar lawan di depan nya.
"GUE? BERDAMAI? SAMA LO? OGAH BAR!"
"GAK USAH SOK YES SEN! LO MASIH CINTA SEPUPU GUE KAN?!"
Arsenio berdecih, "GAK USAH MELIBATKAN ALANA!"
"CK! ALANA BUTUH KITA SEN! DIA SAKIT DAN HIDUP NYA GAK AKAN LAMA LAGI! DIA INGIN KITA BERDAMAI!"
DEG!
Seperti di sambar petir, tubuh Arsenio membeku seketika. Berton-ton besi seperti menghantam dada nya dengan keras. Tidak, dia tidak ingin kehilangan Alana. Perpisahan paling sakit adalah kematian."APA?!" Arsenio menarik kasar kerah jaket Albara keluar dari area pertempuran. "MAKSUD LO APA BANGSAT!" kedua mata laki-laki itu melotot tajam, seakan-akan hampir keluar dari tempat nya.
Albara menarik nafas panjang, lalu membuang nya perlahan, "Alana sakit, ada pembekuan darah di syaraf otak pital nya, kata dokter umur nya nggak akan lama lagi"
"Sebenarnya gue sudah berjanji gak akan menceritakan ini sama siapapun, termasuk lo. Tapi gue kasian Sen, Alana tersiksa dengan perasaan nya sendiri. Karena kenyataan pahit di masa lalu nya itu dia harus mengakhiri hubungan nya sama lo"
"Dia butuh lo, Alana sedang tidak baik-baik saja sekarang ini" imbuh Albara. Kemarin dia tidak sengaja melihat sepupu nya menangis di kebun belakang rumah. Albara memaksa Alana menceritakan apa yang terjadi pada nya. Gadis itu menceritakan semua nya dengan syarat dia tidak boleh menceritakan hal ini pada Arsenio dan Albara dengan Arsenio harus berdamai.
Mata Arsenio memanas, laki-laki itu mencengkeram kerah jaket Albara semakin kuat, "KENAPA LO BARU KASIH TAU GUE SEKARANG ANJING?!"
"GUE JUGA BARU TAU SEN! ALANA TIDAK PERNAH CERITA TENTANG MASALAH NYA KE GUE WALAU SEKECIL PUN! KALO GUE TIDAK MEMAKSA!" sentak Albara. Jika bukan karena sepupu yang sudah ia anggap sebagai seorang adik, Albara tidak sudi berdamai dengan cowok seperti Arsenio yang menurutnya menyebalkan dan brengsek.
"LO-
"BAR! SEN! KALIAN-"
"NGAPAIN LO KESINI LEX?!" teriak kedua nya dengan lantang. Albara dan Arsenio, kompak.
"GUE BISA JELASIN SEMUA YANG TERJADI SAMA LO BERDUA! TAPI GAK SEKARANG! KARNA ADA YANG LEBIH PENTING DARI ITU! ALANA DALAM BAHAYA! LO BERDUA CEPAT SELAMATKAN DIA! GUE ADA URUSAN!" Nafas Alex mengebu. Albara dan Arsenio meninggalakan pertempuran, mereka sudah pasrahkan pada wakil masing-masing.
Arsenio menancap gas nya, dalam hati laki-laki itu terdapat sebuah ketakutan yang amat besar. Keringat mebasahi tubuh nya, padahal malam itu, malam yang sangat dingin. Apalagi bagi orang yang sedang berkendara.
Nggak, nggak jangan pergi Lan, jangan tinggalin aku.
Laki-laki itu semakin menaikkan kecepatan nya, motor putih itu melaju jauh di atas kecepatan rata-rata. Kedua mata nya menangkap Alana sedang beradu mulut dengan seorang gadis berhoodie putih. Arsenio menepikan motor nya, dia berlari menghampiri Alana di seberang jalan. Namun detik berikut nya, gadis itu mendorong tubuh Alana. Dari arah kiri sebuah truk melaju dengan kencang.
"ALANA!!"
BRAK!!
Darah menciprat kemana-mana. Arsenio berlari tunggang langgang menghampiri tubuh Alana yang sudah tergeletak dan berlumur darah. Air mata Arsenio keluar deras, tanpa isakan. Menangis dalam diam. Tubuh nya seketika terasa hancur, remuk, dan lemas. Bibir nya sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
Dear penulis takdir, tolong jangan jadikan ini akhir dari segala nya.
***
Nah, ada kabar baik nih. Aku udah nentuin ending nya. Semoga ending nya tidak mengecewakan nanti :)
Oh, satu masalah lagi ya, supaya part cerita ini bisa panjang, terus ending🙃. Aku kasih spoiler nya saja biar nggak kepo, satu masalah yang akan aku hadir kan dalam cerita mereka.
SPOILER PART 56.
"Hilang ingatan dok? Amnesia maksud dokter?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO✔
Teen FictionArsenio Reygan Devantara. Arsenio, cowok nakal nan kejam dengan tatapan setajam macan, berandalan, tidak punya hati, dan seenaknya sendiri. Ketua geng Stares yang paling di segani. Tidak ada yang berani berurusan sama dia, kalo ada itu namanya cari...