Ekstra Part 2

7.3K 218 7
                                    

Rintik gerimis turun membasahi bumi sore ini, meski begitu tak mengurungkan niat Alana untuk mengunjungi makam Arsenio. Hari ini genap satu bulan dimana hari-hari Alana terlalui tanpa laki-laki itu.

Alana berjongkok di sebelah gundukan tanah makam, tangan kanan gadis itu membelai nisan putih bertuliskan Arsenio Regyan. Air mata nya seketika langsung lolos membasahi wajah nya.

Kening Alana mengerut ketika melihat sebuket bunga yang masih segar berada di atas gundukan makam Arsenio. Alana mengambil buket bunga tersebut. Tertera nama Selina disana.

Selina, Alana jadi teringat saat camping beberapa tahun silam tepat nya ketika masih duduk di bangku SMA. Masa-masa remaja yang sangat menyenangkan.

Alana ingat betul, ketika dia di jebak Selina dan Aggam, lalu Alex datang dan memukuli nya. Hingga berakhir terjun di sebuah jurang. Bagi Alana, masa itu adalah masa yang susah sekaligus menyenangkan. Maksud menyenangkan di sini ketika bersama Arsenio.

Lengkungan tipis terbentuk di bibir Alana, teringat sebuah kenangan indah di hutan tersebut, meski malam, hujan, gelap, dan dingin. Malam itu tidak akan Alana lupakan.

"Kenapa lo?"

"Makasih ya kak"

"Seharusnya gue yang makasih sama lo, Lan"

Alana mendongak, "kenapa kamu?"

Arsenio tersenyum hangat, "karena lo adalah alasan gue  bertahan"

"makasih, udah jadi kopi good day"

Alana mengernyit, "kopi good day? Aku manusia kak, bukan kopi good day"

"Tolol!"

"Tetap bertahan demi gue" bisik Arsenio.

Senyuman tipis itu langsung hilang, saat Alana baru sadar satu hal. Gadis itu terisak sambil memeluk batu nisan Arsenio.

"Aku bodoh banget, aku nggak tau maksud kamu waktu itu. Jadi.." Alana menarik nafas panjang, berusaha menetralkan rasa sesak yang menjalar di dada.

Setelah terdiam beberapa saat, Alana kembali membuka suara nya, "jadi maksud kamu bertahan demi gue itu, ini kak? Kenapa baru sekarang aku menyadari itu? Maafin aku kak" Alana kembali terisak.

Untung TPU sore ini sepi, sebab gerimis. Jadi Alana bisa sepuasnya menangis dan melepas kerinduan di sini. Setelah membaca surah Yasin pasti nya. Kenangan-kenangan masa SMA, masih melekat kuat di memori otak Alana.

***

"Alana"

Gadis itu menoleh kebelakang, Alana tercegang malihat siapa yang datang. Senyuman gadis itu mengembang ditengah air mata yang masih meluncur deras.

Alana berlari menghampiri laki-laki yang tersenyum pada nya. Gadis itu langsung memeluk laki-laki tersebut.

Dia Arsenio.

Tangan dingin Arsenio terangkat dan mengelus punggung Alana yang bergetar hebat, "Kenapa nangis, hm?"

"A-aku kangen"

Arsenio tersenyum, "Sama, gue juga kangen lo Lan"

Alana merenggangkan pelukan nya, kepala gadias itu mendongak menatap wajah pucat Arsenio, "Setelah ini kamu nggak akan pergi lagi kan?"

Laki-laki itu tersenyum, dia membelai pipi Alana, "gue akan terus sama lo Lan, kalo gue pergi, siapa yang jagain lo?"

"Tapi penulis cerita ini tidak mengizinkan kita bersama. Gue juga gak bisa apa-apa"

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang