34. Hilang

3.7K 247 6
                                    

Bisa di bilang Alana sangat tidak beruntung, karena dia satu kelompok dengan kelas 12 salah satu nya adalah Selina. Kelompok camping di sama ratakan, tidak ada anak kelas 11 sama anak kelas 11 dan juga sebaliknya, mereka semua berbaur menjadi satu. Namun, Alana tidak protes, dia harus bisa menerima keadaan.

Tidak ada yang mengganjal di hati Alana, kemarin malam Arya sudah di bolehkan pulang sebab kondisi nya sudah sangat baik. Anak laki-laki itu sementara waktu tinggal di rumah Arsenio. Dia sendiri yang mengajak Arya tinggal di sana. Dan Arya sama sekali tidak keberatan karena banyak mainan disana.

"Woy! Bengong aja lo!"

"Kenapa kak?" Tanya nya. Dari keenam anggota kelompok, hanya Alana sendiri yang kelas 11. Gadis itu sedikit merasa canggung.

Selina menepuk bahu Sely, dia tau Sely tidak suka pada Alana, bukan hanya Sely yang lain nya juga, sebab Alana dekat dengan Arsenio, "cari bendera di sebelah sana! Sekarang! Gue sama anak-anak mau istirahat!"

"Tapi kak, bukan nya kita harus cari sama-sama?"

Selina berdecak, lalu menjambak rambut Alana, membuat gadis itu mengaduh kesakitan, "ngebantah lo?! Inget ya di sini gue senior!"

"Tau! Yang sopan dong sama senior!" timpal Sely sambil bersedekap dada, dia menatap jijik Alana.

"I-iya kak, aku akan cari bendera nya" ucap Alana, percuma mengelak, dia akan terus di paksa.

Selina menggunjing senyuman miring, dia melepaskan jambakan di rambut Alana, "udah sana!". Dia dan Sely sama-sama tersenyum miring lalu pergi, meninggalkan Alana. Sebenarnya, tidak ada bendera di sana, karena Alana tidak memegang peta jadi dia tidak tahu.

***

Setengah jam Alana berusaha mencari bendera biru, namun tidak juga ketemu. Karena hari semakin sore, dia memutuskan untuk kembali ke jalan yang di lalui bersama kelompok nya tadi. Tiba-tiba ada yang menarik kasar lengan Alana dari belakang, membuat gadis itu berbalik. Dia terkejut dengan kehadiran seseorang laki-laki yang tidak asing bagi nya, Alex. Kok dia bisa disini?

"Mau apa kamu?! Lepasin aku!" Alana memberontak, namun tenaga nya tidak cukup untuk melawan Alex.

Alex tertawa hambar, "mau gue? Cuma satu, buat lo mati!"

"Dasar laki-laki gila! Tidak semua yang ada di dunia ini harus mengikuti semua yang kamu mau! Kamu tidak bisa seenaknya membunuh seseorang hanya karena ego dalam diri kamu!" Ujar Alana panjang lebar.

Alex menyerigai, "bodo amat! Gue gak peduli!"

Alana menendang tulang kering Alex, laki-laki itu mengaduh kesakitan, cengkeraman di lengan Alana pun terlepas. Tidak menyiakan kesempatan, gadis itu langsung kabur dari sana. Alex mengumpat, dia mengejar Alana dan akhirnya bisa kembali menangkap gadis itu.

"Mencoba kabur lo?!"

BUGH!

Satu pukulan keras mengenai pipi Alana, gadis itu tersungkur di tanah sambil meringis kesakitan. Tidak berhenti di situ, Alex kembali memukul wajah Alana, kali ini mengenai batang hidung perempuan tersebut. Darah segar mengalir dari sana. Alana bisa mencium bau amis darah nya sendiri.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"Am-ampun..sa-sakit.." rintih Alana, tubuh nya berasa remuk, Alex tidak berhenti melayangkan pukulan nya. Dia menganggap Alana sebagai samsak.

"Dasar cewek lemah! Gitu aja sakit!" Alex menarik paksa Alana untuk berdiri, laki-laki itu membenturkan kepala Alana di salah satu pohon besar yang ada di sana.

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang