18. Penghianat dan Penyusup.

3.8K 274 9
                                    

"BOS!! CEWEK LO BOS! HABIS DIPUKULI SEORANG COWOK DI GANG SEPI!!" Dua lelaki itu, masuk ke markas dengan menggendong seorang gadis yang sudah tidak sadarkan diri. Dia tidak lain adalah Alana.

Mata Arsenio langsung terarah pada seorang gadis dalam gendongan Fero. Cowok itu menghampiri kedua nya dan mengambil alih tubuh Alana dari Fero, cepat. Rahang nya mengeras seketika melihat wajah Alana yang babak belur juga darah segar yang mengalir dari kedua lubang hidung nya, "SIAPA YANG MEMBUAT DIA BEGINI?!" tanya Arsenio dengan nada menyentak. Mata nya menatap tajam Fero dan Joko, penuh intimidasi.

Kedua cowok itu meneguk ludah susah payah, "pe-pelaku nya ka-kabur Sen" jawab Fero, kedua nya tidak kepikiran untuk mengejar orang yang memukuli Alana.

"LO BERDUA GIMANA SIH?! SEHARUSNYA LO KEJAR ORANG ITU! HABISI KALO BISA! DASAR LELET!!" bentak Arsen, marah. Seluruh anggota di markas tidak berani mengatakan sepatah kata apapun. Arsenio kalo marah sungguh mengerikan.

"Nggak kepikiran Sen, kita" kata Joko.

"Argh! Lihat aja gue habisin tuh orang kalo ketemu!" Arsenio membaringkan tubuh Alana di sofa markas, dia mengeluarkan ponsel nya menghubungi dokter langganan keluarga nya dan Hugo-kepala preman-salah satu anak buah nya.

"Halo, lo cari tau orang yang memukuli Alana di gang menuju rumah nya. Gue tunggu info secepatnya!" Perintah cowok tersebut. Ia kemudian meletakkan ponsel nya di meja, duduk di pinggir sofa. Adit datang dengan membawa kompresan dan air, juga tisu. Lalu meletakkan di atas meja.

"Gue akan cari banci itu, Sen!" Ujar Adit ikut geram. Terlintas dalam bayangnya Dira-mantan pacar nya-gamon pernah di hajar seseorang seperti hal nya Alana. Waktu itu Adit mengamuk dia menghajar cowok itu yang tidak lain adalah Lucky-ketua PASGAR, dari sejak saat itu PASGAR dan STARES bermusuhan. Beda hal nya STARES dan CAKRA mereka sudah bermusuhan sejak lama, hal yang memicu ialah kebakaran di rumah Dinda-sahabat Arsenio.

"Nggak perlu Dit, gue udah suruh Hugo untuk mencari tau akan banci itu. Dia preman andalan gue" ujar Arsen, dia mengambil tisu basah untuk membersihkan darah di wajah Alana, pelan-pelan.

"Tuh orang cari masalah Sen, sama lo" ujar Axel. Cowok itu sedang menyalin jawaban PR milik Adit, bersama dengan Guntur dan Andro. Ketiga cowok itu selalu menjadi langganan setia si Adit.

"Bisa aja Lucky yang melakukan ini semua, Sen. Kayak kejadian waktu itu" kata Andro, puasa makan dulu ya, guys.

"Sejak kapan lo jadi rajin puasa senin-kamis Ndro?" tanya Guntur masih fokus pada buku, bodo amat tentang para pacar nya.

"Ngaco lo! Sekarang hari Sabtu! Balik sana lo ke TK!" Semprot Andro. Enak saja, tapi..Aamiin.

Arsenio mengguncang pundak Alana. Sial! Gadis itu mampu membuat nya khawatir setengah mampus, "Lan, bangun Lan," Arsenio mengangkat tangan kanan nya, mengusap keringat di dahi Alana, lalu menepuk pipi perempuan tersebut dengan pelan. Memanggil nya kembali dengan harapan ia sadar. Tapi realita tak semanis ekspektasi. Alana tak kunjung membuka mata nya, membuat Arsenio semakin panik. Dokter juga tak kunjung datang, membuat emosi nya kembali memuncak hingga ke ubun-ubun.

"DOK-"

"SEN! DOKTER NYA UDAH NYAMPE!!" teriak salah satu anggota.

***

Arsenio membaringkan Alana di kamar lantai atas, kata dokter, Alana tidak apa-apa. Lebam di wajah nya cukup di kasih salep dan di kompres. Arsenio sudah melakukan apa yang di katakan dokter dengan segera.

Setelah menyelimuti Alana, Arsenio mengusap lembut rambut gadis yang belum sadar tersebut. Kemudian cowok itu turun dari lantai atas. Masih banyak anggota yang berkumpul di sana, "DENGAR SEMUA NYA! JANGAN ADA SALAH SATU DARI KALIAN YANG BERANI NAIK KE LANTAI ATAS MALAM INI!"

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang