Bel istirahat berdering.
Semua siswa-siswi berhamburan menuju kantin, Alana membereskan buku-buku nya. Sedangkan Liana sedang sibuk dengan ponsel nya, entah apa yang dia lakukan. Alana mengeluarkan bekal berisi tahu lontong yang sengaja di buat nya untuk Arsenio sebagai tanda terima kasih karena dia menolong Alana kemarin. Ya, meski nyebelin, galak, kejam, pemarah tapi Arsenio itu cowok yang baik.
"Li, kamu nggak ke kantin?"
"Ini otw Lan, kenapa lo mau ikut? Tumben?" tanya Liana, pandangan nya tidak teralihkan sedikit pun pada Alana, gadis itu masih mengutak-ngatik ponsel nya.
"Nggak aku mau ke kelas 12 IPS 2" jawab Alana,
Liana mendongak, "ngapain lo ke kandang macan? Minta di makan lo?" Jeda sejenak, "atau jangan-jangan, udah lop-lop in lop! Ngaku lo!" tebak nya.
"Ak-"
"Nah, itu, itu, bekal untuk kak Arsenio kan? Hayoo yang PDKT" goda Liana, sambil menaik turunkan alis nya.
"Iya, ini emang bekal buat kak Nio, tapi bukan untuk PDKT, melainkan sebagai tanda terima kasih karena dia udah nolongin aku" jelas Alana, sambil tersenyum lebar. Kemarin setelah pulang dari restoran dan mengambil ransel Alana di markas, Arsenio mengantar gadis itu pulang ke rumah.
"Nolongin lo? Arsenio nolong orang? Mimpi lo? Ya nggak mungkin lah Lan! Dia itu cowok yang tidak berperasaan, satu badan isi nya cuma tampang doang! Nggak punya hati apalagi otak!" celetuk Liana, dia memijat pelipis nya yang pening.
"Dia nggak seperti itu Li, kak Nio itu baik kok, ya mungkin radak nyebelin, galak, kejam. Aku yakin dia nggak sepenuhnya buruk"
"Iya deh, iya. Percuma debat sama orang yang udah jatuh cinta, yang penting lo bahagia Lan, gue sih oke-oke aja" Liana mengacungkan jempol nya.
"Lan, nanti sebelum pulang sekolah, kita ada pembinaan di perpustakaan untuk Olimpiade minggu lusa"
Liana dan Alana menoleh, Disty berdiri di sebelah bangku mereka sambil tersenyum. "Egh, iya Dis, nanti kita berangkat bareng," kata Alana sambil tersenyum ramah.
"Oke. Gue mau ke kantin, kalian nggak ke kantin? Ayo kita barengan aja" ajak Disty, udah nggak sabar.
"Kamu sama Liana aja Dis, aku ada urusan" jawab Alana.
"Lo mau kemana Lan?"
"Mau ke 12 IPS 2" jawab Alana.
"Lan gue dan Disty duluan ya, bye" Liana dan Disty melambaikan tangan nya pada Alana, gadis itu hanya tersenyum menanggapi nya.
***
Tok. Tok. Tok.
"Masuk!" Seru seseorang dari dalam kelas 12 IPS 2, Alana yang masih berdiri di depan pintu kelas langsung masuk setelah mendapat izin. Kelas itu kosong, hanya menyisakan Adit yang duduk di bangku pojok, cowok itu sedang mengerjakan soal mungkin.
"Kak Adit, kak Nio mana?" tanya Alana, to the poin.
Adit mendongak, "tadi bilang nya ke rooftop Lan, nyari angin kata nya".
"Oh oke. Kalo gitu aku permisi dulu" pamit Alana, yang di angguki oleh Adit, cowok itu kembali mengerjakan soal nya. Guntur, Axel, dan Andro jangan di tanya, mereka pasti ada di kantin. Beli makanan, trus di makan di kelas.
Alana berjalan menuju rooftop, banyak tatapan yang tertuju pada nya, tapi Alana mengabaikan semua itu. Dia terus berjalan, toh ini hidup-hidup nya yang menjalani kehidupan ini adalah diri nya sendiri, jadi tidak perlu memikirkan komentar orang.
Beberapa menit kemudian, Alana sampai di rooftop. Terlihat Arsenio sedang duduk sambil menyesap rokok nya, seperti ada yang di pikirkan. Alana mendekati cowok itu, sebenarnya dia takut, tapi ya udah lah nggak apa-apa, "assalamualaikum kak,"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO✔
Fiksi RemajaArsenio Reygan Devantara. Arsenio, cowok nakal nan kejam dengan tatapan setajam macan, berandalan, tidak punya hati, dan seenaknya sendiri. Ketua geng Stares yang paling di segani. Tidak ada yang berani berurusan sama dia, kalo ada itu namanya cari...