5. Tawuran

4.7K 303 4
                                    

Kedua belah kubu sudah saling berhadapan, gerimis tak membuat mereka mundur. Arsenio dan keempat kutu badak-Adit, Axel, Andro, dan Guntur sudah memimpin di depan. Disisi lain Albara dan teman-teman nya juga sama, mereka saling bertatapan sengit. Di jalan Cendrawasih pukul 16.00 WIB sudah di penuhi pasukan STARES dan pasukan CAKRA.

Albara sudah mengepalkan tangan nya sedari tadi, dia menatap nyalang Arsenio dengan kilatan amarah yang terpampang jelas di mata nya, "resek lo Sen! Lo ngapain hah?! Menghajar Alex tanpa alasan?! Lo udah melanggar aturan yang kita buat!!" teriak Albara penuh emosi.

Arsenio membuang putung rokok nya sembarangan, dia mendekati Albara dengan santai, "gue bukan pecundang, pengecut, atau pun penghianat. Anggota lo yang otak ranjang itu yang cari masalah duluan sama gue!" ujar Nio, sambil berkacak pinggang dengan tatapan yang mengerikan.

Albara dengan nafas mengebu langsung mencengkeram kerah seragam Arsenio kuat. "Gue nggak terima!! Lo jangan main-main sama gue, Sen!!"

Arsenio tersenyum remeh, dia tidak suka basa-basi. Cowok itu langsung melayangkan pukulan maut nya tepat di muka Albara, berani sekali dia mencengkeram seragam sekolah nya. "Main-main lo sama gua?! Udah merasa jagoan lo?! BANGUN BRENGSEK!!" ujar Arsenio dengan nada tinggi. segitu aja kemampuan lo?!

"SERANG!!" teriak Andro, dia tidak sabar untuk menghabisi anggota CAKRA sekarang. Tangan nya sudah gatal sedari tadi. Detik itu juga tawuran sengit mulai berlangsung. Tawuran antara dua kubu yang tidak pernah akur dan saling bermusuhan. Albara ketua angkatan pertama dengan pasukan nya CAKRA melawan Arsenio ketua angkatan pertama dengan pasukan nya STARES.

***

Alana dan Liana berjalan bersama, mereka sedang menuju ke cafe Asmara. Lebih tepat nya Liana menemani Alana melamar pekerjaan. Di rumah nya sepi, ayah dan ibu nya sedang berada di toko, kakak nya sudah menikah jadi dia selalu merasa sendirian dan gabut di rumah.

"Kata nya sih, pak pemilik cafe itu baik kok, dia juga pengertian dan tidak mudah marah. Kayak nya lo akan betah deh kerja di situ" kata Liana sambil menyeruput pop es nya. Alana menghela nafas lega, "syukur deh kalo gitu. Aku juga berharap punya bos baik"

"Majikan lo kejam loh, Lan. Hati-hati di makan sama dia, ngomong-ngomong nih ya, gue nggak pernah lihat orang tua kak Arsenio. Apa cowok itu lahir dari rahim macan? Kayak nya iya deh, sifat kejam nya aja mirip macan!" celoteh Liana.

Alana tertawa, bagaimana bisa macan melahirkan bayi manusia? Liana ada-ada saja. Kalo di samain tiger sama si Arsenio lumayan mirip sih, sebelas-dua belas lah. "Ada-ada aja kamu, Li. Ya nggak mungkin lah, masa macan melahirkan bayi manusia? Kamu aja nggak tau apalagi aku?"

"Tuh kan, bahkan nih ya anak-anak Bintang nggak pernah menggosipkan kedua orang tua kak Arsenio, kayak nya nggak ada yang tau deh mereka kemana" ujar Liana, entah kenapa dia sangat penasaran. Selama ini yang trending hanya ketenaran Devantara-kakek si Nio.

"Udah lah Li, jangan ngomongin kak Nio. Nanti kalo dia tiba-tiba muncul kayak tadi gimana? Mampus kita"

"Iya juga, gue ogah deh berurusan sama dia" mereka sudah sampai di cafe Asmara. Alana bertanya pada salah satu karyawati di sana, kemudian gadis itu di suruh menemui pak Jono sendiri di ruangan nya. Alana pun segera melaksanakan nya. Liana menunggu nya di salah satu kursi di sana, dia duduk santai sambil bermain game cacing di ponsel nya.

Beberapa menit kemudian Alana keluar dengan wajah sumringah, bisa di pastikan gadis itu di terima kerja. Alana menghampiri Liana, "Li aku udah di terima kerja dan aku udah bisa mulai bekerja besok" kata Alana kegirangan.

Liana turut senang, dia melompat kesenangan, semoga beban hidup Alana bisa sedikit ringan dengan pekerjaan nya ini. "Alhamdulillah, tuh kan pak pemilik cafe ini baik kan. Sekarang kita pulang?"

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang