52. Putus.

3.5K 234 10
                                    

Genap satu bulan kepergian Arya, Alana masih dalam keadaan berduka. Gadis itu selalu menyendiri di perpustakaan saat istirahat. Akhir-akhir ini Alana jarang memberi respon banyak terhadap Arsenio. Pikiran nya seperti terbelah menjadi dua.

Setiap malam, Alana duduk diam di teras rumah. Melamunkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali lagi. Hati nya benar-benar gundah, kesepian, dan sakit bercampur aduk jadi satu.

Angin malam membelai lembut wajah Alana yang terasa dingin. Sudah satu jam lebih gadis itu duduk di teras dengan buku rumus yang ada di pangkuan nya.

Tangis Alana belum berhenti keluar sejak tadi, ia memukul-mukul dada nya yang terasa sakit. Ditinggal ayah dari kecil, dua bulan kemarin Tuhan memanggil sang ibu, dan sekarang adik nya. Alana benar-benar kesepihan.

"Alana kesepian disini, bu.. semenjak ibu dan Arya pergi..Alana kangen bu..hiks!" Gadis itu menenggelamkan wajah nya di lipatan lengan, dan menangis di sana.

"Ssshh, aww. Kepala ku kenapa tiba-tiba sakit?" ringis Alana, gadis itu memegangi kepala nya, ia juga merasa ada cairan kental yang mengalir dari hidung, dengan cepat Alana mengusap cairan kental tersebut. Mata nya langsung membulat sempurna mendapati darah di tangan nya.

Wajah gadis itu memucat perlahan, Alana beranjak mengambil hp yang tergeletak di kursi ruang tamu. Tangan nya yang bergetar aktif mencari kontak Arsenio dan menekan tombol telpon, namun panggilan nya di tolak.

Sepuluh kali Alana mencoba, namun hasil nya tetap sama. Arsenio selalu menolak telpon dari nya. Sedangkan sakit di bagian kepala Alana semakin menjadi-jadi.

Kamu kenapa sih kak? Batin gadis itu, sesak.

Alana
Kak Nio, tolong aku kak. Kepala aku sakit, tolong aku kak.
Kak Nio, angkat telepon nya kak, tolong. Kepala aku sakit kak.

Macan Galak<3.
Mnja bngt! Tnggl ke rs aja!
Gw jga pnya kesibukan! Mnja bngt jd cwk!

Alana
Tapi kepala aku sakit banget kak, kamu di mana kak? Tolong aku

Macan Galak<3
Srry! Gw sibuk!

Alana
Sekali ini aja kak, aku mohon
Kak Nio, tolong aku kak

Alana menatap sendu layar ponsel nya, pesan yang ia kirim lewat whattapp Arsenio hanya centang satu. Aku butuh kamu saat ini, kak.

"Kak Nio, kenapa kamu tega banget... aku butuh kamu...sshhh" dengan langkah gontai, Alana mengambil uang yang ada dan berjalan ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Alana menggigil kedinginan sebab gerimis rintik-rintik di sertai angin membuat udara semakin dingin. Beruntung malam itu ada taxi yang kebetulan lewat, jadi Alana bisa pergi ke rumah sakit.

***

Dinda mengusap keringat di dahi Arsenio yang sedang fokus menyetir mobil, laki-laki itu langsung menepis tangan Dinda dengan kasar. Cowok itu menoleh ke samping dan menatap Dinda tajam.

"Ngapain sih lo?!"

"Masa cuma ngusap keringat aja gak boleh?" Dinda tersenyum manis, Arsenio langsung melengos, arah pandangan nya kembali tertuju ke depan. Demi apapun dia ingin menendang Dinda dari mobil nya sekarang juga. Kalo bisa sekalian ke alam akhirat.

"Kenapa sih lo kasar banget sama gue, Sen? Gue yang selalu ada buat lo setiap saat, bukan cewek kere itu! Gue sayang loh Sen, sama lo" Dinda kembali mengusap rambut Arsenio.

"Ck! Jangan ganggu gue! Lo mau mati, hah?!" sentak Arsenio, menepis tangan Dinda.

"Iya, gak apa-apa. Kita mati sama-sama" respon gadis itu, membuat Arsenio melirik nya tidak suka.

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang