"Gue kan udah pernah bilang sama lo! Jangan dekat-dekat sama Aggam! Lo itu nggak tau sifat dia yang sebenarnya Lan! Lo nggak ngerti! Cari cowok lain, tapi jangan sama Aggam!" Ujar Arsenio, marah. Sedangkan yang di marahi hanya menundukkan kepala, membuat Arsenio semakin ingin melampiaskan amarah nya.
"Tapi kak, aku dan kak Aggam beneran nggak ada hubungan apa-apa kok. Kita hanya patner olimpiade aja" kata Alana, dia memberanikan diri untuk menatap manik hitam Arsenio.
Cowok itu melotot tajam, Alana tau dia sedang marah terlihat dari sorot mata nya, "lo pilih dia atau gue?!" tanya Arsenio.
Alana terdiam, dia tidak mengerti apa maksud laki-laki di depan nya, mengapa ia harus memilih antara kedua nya? Hal ini sungguh membuat Alana pusing.
"Gue anggap ini sebagai jawaban lo" ujar Arsenio, lalu ia berbalik dan meninggalkan Alana, gadis itu lalu mengejar Arsenio.
"Kak Nio, jangan marah dong"
"Bomat!"
"Yah, jangan marah dong kak, kamu kenapa sih? Aneh banget. Kalo kamu marah, muka kamu tuh jadi semakin mengerikan" Alana terus mengekori Arsenio berharap cowok itu tidak marah kepada nya.
"Stop! Jangan ngikuti gue!"
Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang mengintip di balik tembok, "Arsenio iya, Albara iya. Sekarang Aggam juga di embat, gue nggak rela Lan. Awas aja lo!"
***
3 hari berlalu, Arsenio benar-benar marah. Selama 3 hari terakhir dia tidak pernah menyapa Alana, setiap kali berpapasan seperti layak nya orang asing yang tak pernah mengenal. Arsenio juga tidak menyuruh Alana untuk mengerjakan PR nya, juga tidak menghubungi gadis itu.
Alana duduk di bangku nya dengan lesu, seharusnya dia senang tidak lagi berurusan sama cowok galak itu. Tapi ini rasa nya berbeda, 3 hari Alana di penuhi dengan kesepian tanpa cerewet nya si Arsenio. Seharusnya kan cewek yang ngambek, kok malah dia?
"Lan, lo kenapa sih, gue perhatiin 3 hari ini lo murung aja terus tumben lo nggak ngerjain PR kak Arsen? Lo marahan sama dia?" tanya Liana, gadis itu duduk di sebelah Alana yang memang tempat duduk nya di kelas.
"Kak Nio ngambek Li, aku juga nggak tau kenapa" jawab Alana sambil memutar-mutar pensil nya.
"Lo nggak peka banget sih Lan! Gini ya gue kasih tau nih. Jadi kalo orang lagi ngambek itu artinya dia ingin di manja-manja, di kasih surat, coklat. Supaya mood nya itu balik" kata Liana, serius.
Alana mengernyit, "harus banget ya?"
"Iya ya lah! Gimana sih lo, cepet siapin selembar kertas terus tulis surat nya, nanti gue titipin ke kak Adit deh, janji!"
Alana mengambil selembar kertas sesuai yang di intruksikan Liana, dia berharap ini akan berhasil. "Ini kamu yakin Li, kak Nio bakal nggak ngambek lagi?"
Liana mengangguk kuat, "iya Lan! Seratus persen gue jamin! Jangan lupa kata-kata gombalan nya Lan!"
"Hah? Harus banget?"
"Iya iya lah! Itu mah wajib Lan! Udah ayo cepat, keburu bel nih" kata Liana, menyemangati. Alana mulai menulis. Setelah 10 menit akhir nya surat tersebut selesai. Lalu menyerahkan nya pada Liana.
Assalamualaikum.
Teruntuk macan galak, kak Arsenio Regyan.
Aku Alana, minta maaf ya kalau ada salah. Kamu jangan ngambek dong, nanti muka kamu tambah jelek terus nggak ada yang suka. Jangan lama-lama ngambek nya entar bisulan. Jangan lama-lama marah nya ya kak, aku minta maaf banget, aku emang salah. Meski nggak tau kesalahan ku di mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO✔
Novela JuvenilArsenio Reygan Devantara. Arsenio, cowok nakal nan kejam dengan tatapan setajam macan, berandalan, tidak punya hati, dan seenaknya sendiri. Ketua geng Stares yang paling di segani. Tidak ada yang berani berurusan sama dia, kalo ada itu namanya cari...