OKE, SEBELUM BACA.
AKU MAU BILANG SAMA TEMAN-TEMAN SEMUA BAHWA JANGAN MENIRU ADEGAN YANG NEGATIF. AMBIL POSITIF NYA SAJA YA.HAPPY READING..
___________
21.45
Setelah pulang kerja dan mandi, Alana tidak bisa tidur. Gadis itu duduk diam di teras rumah sambil memeluk boneka macan-hadiah dari Arsenio waktu itu, juga sebuah album gambar kepala kucing dan macan di tangan kanan nya.
Sebulir air lolos dari pelupuk mata nya, dia sangat merindukan sosok laki-laki dalam album tersebut. Namun, kenyataan lagi-lagi menampar nya, foto dalam itu hanya lah kenangan yang tak bisa terulang kembali dan yang paling menyakitkan ialah Tuhan tidak mengizinkan mereka bersama.
Aku kangen kamu macan galak. ucap Alana dalam hati sambil memandang ke arah foto Arsenio. Lagi-lagi air yang mengumpul di pelupuk mata nya berderai membasahi pipi Alana.
Sebuah usapan lembut di pipi nya mambuat lamunan Alana buyar seketika, gadis itu menatap seorang laki-laki yang menghapis air mata nya. Bukan nya berhenti, air mata Alana semakin berderai namun tidak ada isakan di sana.
Alana menepis kasar tangan Arsenio, dia meletakkan boneka dan album di sebelah nya dan berdiri. "Ngapain kamu kesini?!" ketus nya.
"Kangen, sayang" jawab laki-laki itu sambil tersenyum manis.
"Aku bukan pacar kamu! Sadar kak sadar! Aku udah gak ada perasaan apa-apa sama kamu! Harus berapa kali lagi aku bilang supaya kamu paham?!" sentak Alana, lantang dan parau bercampur jadi satu. Bibir Alana terasa kelu, jika harus mengatakan kebohongan lagi.
"Berapa pun kamu bilang, aku gak akan percaya"
"Aku gak sayang sama kamu! Aku udah bilang! Aku sudah punya Albara! Dia cinta pertama aku!" Seminggu ini Alana terus mengatakan bahwa dia cinta Albara pada Arsenio. Jika sebelum-sebelum nya laki-laki itu terbelalak tidak percaya, namun malam ini dia biasa-biasa saja mendengar itu dan malah tersenyum enteng.
"Albara, sepupu kamu kan?"
Deg!
Dia tau dari mana? Alana seperti mati kutu di tempat, kebohongan itu kini terbongkar. Arsenio sudah tau siapa Albara sebenarnya dalam hidup Alana. Ya, Albara hanya sepupu, Alana sudah menganggap cowok itu sebagai abang nya. Karena memang dia anak dari kakak ibu Alana.
Arsenio menangkup wajah Alana dan membersihkan sisa air mata yang masih setia menempel di pipi merah gadis itu. Lalu laki-laki itu menarik Alana masuk dalam pelukan nya.
"Kamu ngapain sih peluk-peluk?!" Alana sedikit memberontak, tapi Arsenio semakin mengeratkan pelukan nya.
"Kangen, sayang. Udah seminggu nggak peluk kamu"
Tanpa sadar kedua tangan Alana membalas pelukan Arsenio. Aku juga kangen kamu, kak. Batin nya. Lagi-lagi tangis nya keluar tanpa permisi, tanpa isakan.
Arsenio mengulum senyum ketika Alana membalas pelukan nya, cowok itu terus mengusap lembut rambut Alana. "Aku tau perasaan kamu masih sama, balikan ya?"
Iya. Aku mau kak, tapi aku nggak bisa. Kata-kata itu hanya tercekat di tenggorokan, Alana tidak bisa mengucapkan nya. Alana melonggarkan pelukan nya, sebelum itu dia sudah menghapus bersih air mata nya.
"Maaf kak, aku nggak bisa. Mending kamu pulang udah malam!" Alana berbalik badan, dia mengambil boneka nya dan berjalan masuk. Namun Arsenio menahan tangan nya. Membuat Alana berbalik dan menatap Arsenio lagi.
"Kenapa lagi?"
"PR gue banyak, dan lo masih babu gue. Besok deatline akhir, lo harus kerjakan sekarang! Ikut gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO✔
Teen FictionArsenio Reygan Devantara. Arsenio, cowok nakal nan kejam dengan tatapan setajam macan, berandalan, tidak punya hati, dan seenaknya sendiri. Ketua geng Stares yang paling di segani. Tidak ada yang berani berurusan sama dia, kalo ada itu namanya cari...