50. Prioritas.

2.7K 199 8
                                    

Alana duduk di pinggir ranjang Arsenio. Laki-laki itu masih terpejam dengan wajah pucat. Tangan kanan Alana terangkat, mengusap keringat dingin di dahi Arsenio, sangat pelan supaya tidak membangunkan laki-laki tersebut. Arsenio membuka mata, membuat Alana langsung menarik tangan nya dari dahi laki-laki tersebut. Apa tangan nya mengganggu?

Senyuman cowok itu merekah ketika melihat Alana tengah duduk di depan nya. Arsenio bangkit dari tidur nya, laki-laki itu langsung memeluk gadis yang sejak tadi ia khawatirkan keadaan nya, "maaf Lan, tadi gue ninggalin lo di rumah sakit"

Sekelebat bayangan Dinda mencium pipi Arsenio kembali hadir dalam pikiran nya, tapi ini bukan waktu nya membahas Dinda, Arsenio sakit, Alana gak mau dia makin sakit. Rasa sakit dihati Alana tidak sebanding dengan rasa sayang nya, emang cinta itu buta.

Alana mengelus punggung Arsenio, "kamu sakit apa sih kak? Nggak biasa nya kamu kayak gini"

"Gue kayak gini karena terlalu kangen sama lo"

"Kalo di tanya, jawab yang bener"

Arsenio mengusap rambut lembut gadis itu, "beneran sayang, aku kangen kamu"

"Udah makan?"

"Sudah cantik"

"Udah minum obat?"

"Obat manis nya sedang meluk gue sekarang"

"Jawab yang bener! Udah minum obat belum?"

"Sudah sayang"

"Kamu sayang aku kak?"

Arsenio mengangguk kuat, "Sayang banget"

Alana merenggangkan pelukan nya, kedua tangan nya menangkup wajah Arsenio, "lalu kenapa seperti ini kak? Aku bingung dengan sikap kamu yang berubah-ubah"

"Kadang manis, kadang bikin aku sakit. Sebenarnya hubungan kita nyata atau nggak sih? Aku pacar kamu, tapi seakan-akan aku bukan pacar kamu. Perasaan selalu kak Dinda yang kamu prioritaskan" tanpa permisi air yang tertahan di pelupuk mata nya kini turun membasahi wajah nya. Alana menggigit bibir dalam, supaya isak tangis nya tidak keluar lagi.

Arsenio kembali memeluk erat tubuh ringkih gadis itu. Bahu Alana bergetar, terdengar isakan pelan keluar dari bibir nya. Gadis itu mengeratkan pelukan nya, sakit itu yang di rasakan Alana.

"Aku sayang kamu kak. Melihat kamu dengan kak Dinda, jujur aku cemburu" ucap Alana dengan suara parau.

"Maafin aku sayang"

Setengah jam menangis dalam pelukan Arsenio, gadis itu kelelahan dan akhir nya tertidur, masih dalam posisi yang sama. Laki-laki itu membaringkan tubuh Alana di kasur nya, Arsenio menarik selimut tebalnya untuk menutupi tubuh Alana hingga sebatas dagu. Tak lupa membuka ikat rambut nya supaya tidak sakit saat bangun tidur.

Satu tangan Arsenio mengusap lembut pipi kanan Alana, dia menatap lekat wajah gadis yang sedang tertidur pulas itu, terlihat sangat damai, seulas senyum merekah di bibir nya. Cantik, pikir Arsenio.

"Lo perempuan paling cantik setelah mama, Lan. Jangan pernah pergi, apapun yang terjadi" Arsenio mencium lama kening Alana, "selamat tidur kucing cantik, gue sayang lo Lan"

Setelah itu Arsenio turun dari kasur nya, dia mengambil sebuah kasur tipis, bantal, dan selimut dari kamar sebelah, menggelar di lantai kamar nya, dan tidur di sana. Sedangkan Alana tidur di atas ranjang kasur milik Arsenio.

Ia tidak mau tidur di sebelah Alana takut kebablasan, bagi Arsenio perempuan itu di jaga bukan di rusak, apalagi Alana. Gadis yang paling ia cintai.

***

Arsenio susah tidur karena terus kepikiran kejadian tadi sore. Saat Dinda mencium pipi nya, dia merasa sangat bersalah pada Alana. Cowok itu mengacak rambut nya frustasi, dalam hati nya ia terus mengumpat tiada henti, meruntuki kebodohan nya sekarang.

Arsenio menggenggam tangan kanan Alana, gadis itu belum sadarkan diri. Laki-laki itu bolos sekolah untuk menemani Alana di rumah sakit. Dia menunggu gadis itu sadar hingga tertidur dengan posisi duduk dan kepala bersandar di tepi blankar.

Sebuah elusan di pipi nya membuat Arsenio membuka mata nya paksa. Dia terkejut saat Dinda berdiri di depan nya. Laki-laki itu menegakkan badan nya dan menatap tidak suka kehadiran Dinda.

"Ngapain lo di sini? Mau bikin onar lagi? Memding lo pergi! Ini rumah sakit!" usir Arsenio dengan wajah datar nya.

Tanpa aba-aba, Dinda memeluk erat tubuh laki-laki di depan nya, Arsenio akan menghempaskan tubuh Dinda, namun seorang gadis yang merupakan sahabat Alana-Liana muncul dari balik pintu.

Tatapan gadis itu terlihat menyimpan sebuah kekecewaan yang begitu besar. Arsenio menarik nafas panjang, setelah ini pasti semua orang menganggap nya brengsek, padahal hanya sebuah kesalahpahaman.

"Ini rumah sakit, kalo mesra-mesraan jangan di sini. Kalo bisa langsung di hotel. Datang berdua pulang bertiga!" maki Liana. Gadis itu mendekat dan melepas kasar pelukan Dinda dari Arsenio.

"Lo sadar diri ya! Arsenio punya pacar! Lo gak seharusnya seperti ini! Dan lo kak! Sadar gak sih, lo secara tidak langsung buat hati Alana sakit!"

"Lo gak usah ikut campur urusan gue! Lo-"

Sebelum semua nya panjang, Arsenio menyeret paksa Dinda keluar rumah sakit. "Stop! Bikin ulah Din! Gue muak lama-lama! Kapan sih lo sadar, kalo cinta itu gak bisa di paksakan?!"

"Sekuat apapun lo berjuang, lo gak akan pernah bisa raih cinta gue. Karna gue udah jijik sama lo! Lo bukan Dinda yang gue kenal! Lo bukan sahabat kecil gue yang baik hati! Lo orang lain!"

"Cinta bisa membuat yang baik menjadi buruk, karena cinta gue jadi seperti ini! Gue ingin berada di posisi Alana, Sen! Cuma itu!" Dinda menatap kesal ke arah cowok yang berjalan di sebelah nya.

"Cinta gue cuma untuk Alana!"

"Tapi lo selalu nyakiti dia! Sehebat apapun lo bahagiain dia, itu malah akan membuat kepedihan di masa datang semakin bertambah! Sadar Sen, sadar!"

"Lalu apa beda nya sama lo?!" Sentak Arsenio. Ingin sekali ia meninju wajah Dinda sekarang kalo dia tidak perempuan.

"Perbuatan lo yang kayak gini, menyakiti hati banyak orang! Sadar Din! Hentikan drama ini!"

"Oke. Tapi rahasia lo akan gue bongkar di depan semua nya!"

"JANGAN!"

"Makanya, nurut sayang" Dinda berjinjit, tanpa permisi gadis itu mencium pipi kanan Arsenio. Laki-laki itu tidak sempat menolak, karena kejadian ini begitu cepat. Tanpa mereka sadari, seorang gadis yang duduk di ranjang ruangan nya menatap pilu ke arah kekasih nya-Arsenio.

"Argghh! Sial!"

***

SPOILER PART 51.

Kak Nio, bisa tolong aku nggak?

Gue sibuk! Jadi gak ush manja jadi cewek!

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang