My Charming Girlfriend

MCG ~ 9

.

Tidak terasa bulan sudah berganti ke bulan berikutnya, kini Kinan sudah terbiasa hidup sederhana. Pagi ke sekolah menggunakan angkot dan sore nya Kinan berjualan.

Lagi pula kalau hanya menyesali tidak ada gunanya.

Sudah banyak perubahan dari dalam diri Kinan, mulai dari mencoba menerima Rena, Audina, Zias dan Ziana. Ternyata harus seperti ini agar Kinan mau menerima kehadiran mereka, dengan cara ini Kinan di sadarkan bahwa mereka lah keluarga nya.

Pagi ini Kinan sudah mau sarapan sama mereka, dia sudah terbiasa. Ternyata masakan Rena sama enaknya dengan mendiang mami nya.

"Gimana Kin, enak nggak masakan mami?"

"Enak mi," ucap Kinan seraya tersenyum tipis.

"Dina nggak pulang ya mi?" tanya Haris karena tidak melihat kehadiran Dina.

"Nggak, mas, nginep. Ekschool sampai sore, kecapekan kata nya."

"Oh, gitu. Doain papi ya semoga bisa tebus rumah kita lagi."

"Iya, Pi, pasti."

Kinan tertegun dia sudah nyaman tinggal di sini apalagi semenjak dia dekat dengan Rey, berbanding terbalik dengan si kembar yang kegirangan dan mengaminkan paling keras.

"Kin, kenapa?"

"Nggak, Pi, Kinan lebih milih tinggal di sini aja."

"Jangan-jangan ada yang bikin betah nih. Cowok yang kemarin ya?" terka maminya.

Kinan blushing. "Apa sih mi, nggak ya, Kinan itu udah nyaman banget di sini udah punya teman yang baik banget."

"Merah gitu pipinya. Tapi mami juga suka lo tinggal di sini adem ayem  jauh dari kebisingan."

"Terserah kalian aja Papi bersyukur kalian betah hidup sederhana. Papi juga niatnya mau ngembangin usaha sama mau nambah karyawan biar bisa jualan dari siang."

"Hmm... Boleh aja sih, tapi papi nggak capek? Jangan di paksakan lah Pi."

"Nggak pa-pa, kok."

"Baiklah. Kinan sekolah dulu."

Sebelum pergi Kinan menjabat tangan mami dan papi nya, hal yang selama ini tidak pernah di lakukan nya.

Ziva
Kin, pagi ini kita ada rapat. Pak Reksa ngajak tiba-tiba sekalian lo perkenalkan diri.

Kinan
Oh oke, ini gue udah on the way kok.