MCG ~ 51

31 0 0
                                    

Selamat sahur!!

Tinggalkan jejak, mau tahu siapa aja yang nungguin cerita aku

Happy reading 🤗

🌼🌼🌼

Kinan baru saja keluar dari toilet, langkahnya terhenti saat mendengar seseorang mengaduh kesakitan. Kinan celingukan mencari sumber suara, Kinan terus berjalan sampai tiba di belakang toilet yang jarang sekali dilalui orang.

Kinan memperhatikan sejenak bagaimana Sella menyiksa Riana disana. Kinan ingin membantu tapi kakinya berat untuk melangkah. Buru-buru Kinan membuang pikiran jeleknya bagaimanapun juga Kinan pernah berada diposisi itu dan hampir meninggal. Kinan harus mengesampingkan ego-nya walaupun dia tidak suka dengan cewek itu.

"Sel, cukup!" pekik Kinan.

Sella menoleh diikuti seringaian mengerikan. "Kenapa? Harusnya lo senang dong gue juga nyiksa dia. Ngapain lo belain dia."

"Sella ...!"

"Jangan naif deh, Kin. Lo juga kesel kan sama ni cewek karena udah deketin Rey?"

"Iya udah, lanjutkan," ujar Kinan santai.

"Kak Kinan ... tolong!!" lirihnya.

Langkah Kinan terhenti, berbalik menatap Riana yang terlihat ketakutan, badannya gemetar. Kinan menghela napas, memang dia kesal dan marah pada Riana tapi cukup dia menjadi orang jahat di masa lalu.

"Udah jahat, otak udang lagi," cibir Kinan. "Apa lo segabut itu sampai nggak punya kerjaan lain selain bully orang?"

"Itu urusan gue!"

Kinan mendekati Sella, kemudian mempelintir tangannya. "Kayaknya lo perlu di bawa ke rumah sakit jiwa."

"Kinan, lepas! Sakit sialan!"

"Gue pikir lo nggak bisa kesakitan. Sakit di tangan bisa hilang, lalu bagaimana dengan kesehatan mental murid lain yang lo bully sebelumnya?"

"Gue nggak peduli!"

"Emang sekarang ada yang peduli sama lo? Nggak ada, Sell! Lihat ... teman-teman lo nggak ada yang masih setia berdiri di samping lo. Bukannya kemarin lo udah ngerasain bagaimana rasanya di bully, dikatain anak pencuri?"

"Jangan bahas itu lagi!" ujar Sella sengit.

"Kayaknya tangan lo perlu gue patahkan biar nggak bisa lagi nyakitin orang lain lagi."

"Lo gila, anjing!"

Kinan tertawa sumbang. "Siap-siap ya!"

"Kinan cukup!" Sella meninggikan suara. "Lo nggak tahu rasanya jadi gue, setiap melangkah orang-orang akan menggunjing gue mendapat tatapan penghakiman seolah-olah gue adalah pelaku nya." Buliran bening sudah membasahi wajahnya. "Gue hanya melampiaskannya dengan cara seperti ini."

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang