MCG ~ 16

39 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading 🤗

🌼🌼🌼

Kinan menghempaskan tubuhnya ke ranjang Queen size-nya, setelah lelah berkeliling mengantar pesanan ke berbagai tempat. Kinan pikir hidupnya tidak akan pernah semenyedihkan seperti sekarang, harus bekerja keras dulu baru bisa menikmati hasil. Dulu dia hanya perlu menunggu Minggu berganti lalu Papi akan memberinya uang dalam jumlah yang banyak.

"Kin, gue jadi nggak enak." celetuk Dina, lalu dia ikut merebahkan tubuhnya di samping Kinan.

"Nggak enak?" beo Kinan.

"Iya lo harus jual barang mewah yang lo punya buat bantu Papi biaya sekolah gue. Dan lo sekolahnya di tempat biasa sedangkan gue sekolah mewah bertaraf internasional."

"Gue suka kok sekolah di sana." Kinan kemudian senyum-senyum sendiri mengingat akhir-akhir ini dia sering menghabiskan waktu bersama Rey.

"Dih, senyum-senyum sendiri. Gue tau pasti karena lo ketemu sama si Ganteng kan?" terka Dina.

"Tau dari mana lo?"

"Dari Mami lah!"

"Mami cepu banget sih."

"Selagi Si Ganteng itu nerima lo apa adanya ya udah gas!"

"Dia mungkin bisa nerima, gimana nanti keluarganya nggak terima gue apa adanya?"

"Kalau jodoh mereka nggak bisa apa-apa. Oh ya, Kin."

"Hmm ...."

"Lo sering di bully ya sama si Sella, Sella itu."

"That girl has power in school, Orang tuanya donatur tetap. Makanya dia bisa seenaknya sama siapa aja, apalagi gue ini lagi dekat sama calon tunangannya."

"What?"

Kinan menjitak kening Dina. "Biasa aja kali. Nama nya Farey biasa di panggil Rey, karena kami satu organisasi makanya kami sering terlihat bersama."

"Kenapa nggak lo lawan aja sih, kan lo bisa tuh taekwondo."

"Gue sih bisa aja, karena sekarang gue bisa gunakan kemampuan Taekwondo karena udah nggak ada bodyguard."

"Lo pernah berantem?" tanya Dina nyaris berbisik.

Kinan hanya. "Iya, kemarin gue habis berantem bantuin Rey."

Kinan dengan segera menutup mulut Dina lagi sebelum Dina berbicara keras karena terkejut.

"Kin, parah lo. Kalau Papi tau pasti berabe nih urusan nya."

"Makanya lo jangan kasih tau!"

Hampir saja Kinan melupakan janjinya dengan Davin jika saja laki-laki itu tidak terus menelpon nya. Setelah menerima telepon dari Davin Kinan kembali membuka bukunya yang sebenarnya malas dia sentuh tapi besok ada Ulangan harian jadi Kinan harus belajar, walaupun sekedar membaca nya.
____

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang