MCG ~ 38

26 0 0
                                    

Happy reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🤗

🌼🌼🌼

Tidak seperti biasanya, pagi ini Rey masih terlihat masih bermalas-malasan di kasurnya belum ada niatan untuk mandi. Kepalanya begitu riuh, banyak pertanyaan muncul di sana membuat Rey over thinking.

"Rey, lo udah bangun?" teriak Galih dari balik pintu. Namun, Rey tidak menyahut. "Lo mati ya?"

Rey mendecih, kenapa Galih tidak membiarkan nya saja menikmati kesedihan nya itu karena sudah di pastikan Galih akan menanyakan perihal dirinya yang terlihat memprihatinkan. Rey menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya mengabaikan Galih yang masih betah menggedor-gedor pintu dan memanggil nya.

"Kenapa sih, Bang masih pagi juga?" Kali ini terdengar suara Mama yang mungkin terganggu.

"Ini Ma, Rey belum bangun juga biasanya jam segini udah rapi, wangi."

"Kamu bisa pakai kunci duplikat tanpa harus membuat keributan."

Galih menyengir tidak kepikiran untuk itu.

Mama dan Galih mendapati Rey masih tiduran sambil memainkan ponselnya. Galih langsung menarik selimut Rey dan mengambil ponselnya.

"Kamu liat dia masih malas-malasan, kamu bangunin ya Mama mau mandi dulu," ujar Mama, pagi ini sedang malas melihat kedua putranya berantam seperti tikus dan kucing.

"Eh, bekicot liat tu udah jam berapa?" ujar Galih seraya menunjuk jam dinding.

"Jam enam."

"Mandi gih, biasanya lo udah siap aja jam segini. Nggak jemput Kinan —" Tidak menyelesaikan ucapannya, Galih teringat sesuatu tentang kejadian tadi malam. Kinan menangis sesenggukan sampai tidak sadar memeluk nya erat.

"Minggir ... gue mau mandi !"

"Lo ada masalah sama Kinan?"

Rey menghentikan langkahnya. Bagaimana Galih bisa tahu? Atau kakaknya itu cenayang tanpa di kasih tahu pun dia sudah mengetahui nya.

"Tadi malam gue ketemu dia di pusat kota. Sendirian, nangis di tengah hujan," ujar Galih.

Rey memejamkan mata, ada nyeri yang datang kembali menghantam dadanya. Dia pikir Kinan langsung pulang, namun gadis itu lebih memilih berkeliaran dengan keadaan memprihatinkan. Rey teringat akan waktu itu saat bertemu Kinan untuk pertama kalinya.

Bugh... Galih meninju bahu Rey, membuat Rey tersadar dari lamunannya.

"Mau berantem lo?"

"Lo kok nyolot sih. Gue tanya sekali lagi, lo ada masalah sama Kinan?"

"Iya, kenapa?"

Bugh ... dan lagi, tapi kali ini Galih meninju perutnya. Rey tidak melawan hanya terdengar desisan kecil yang keluar dari mulutnya.

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang