MCG ~ 21

41 2 0
                                    

Happy reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🤗

🌼🌼🌼


"Kin, dari mana aja sih?" tanya Rosya khawatir.

"Keliling aja. Kangen. Gue mandi dulu boleh?"

Rosya mengangguk lalu mempersilahkan Kinan untuk masuk. Rosya menatap sahabatnya itu yang sudah banyak perubahan, bukan lagi Kinan yang angkuh dan suka seenaknya pada siapapun termasuk dirinya.

Kinan di hajar habis-habisan oleh kenyataan, enam bulan berlalu membuat Kinan mulai menyadari arti hidup dan rasa syukur. Lelahnya bekerja sehingga Kinan tahu betapa susah nya mencari uang yang dulu dia hambur-hamburkan tanpa berpikir panjang.

Setelah mandi Kinan bersiap untuk pulang karena dia hanya sehari izin tidak masuk sekolah. Rosya menatap Kinan heran saat gadis itu sedang merapikan alat sholat nya. Dulu, Rosya mati-matian memaksa gadis itu untuk menunaikan ibadah, tapi sekarang tanpa di minta Kinan melakukan nya.

"Kin, ini beneran lo?"

Kinan mengangguk.

Rosya bertepuk tangan. "Nggak nyangka gue. The power of jatuh miskin."

Kinan tertawa mendengar ucapan Rosya, memang benar ini adalah hidupnya yang baru yang lebih baik.
"Ros, ih gue kan jadi malu. Tapi seriusan deh hidup gue itu lebih bermakna."

"Syukurlah gue ikut senang dengarnya walaupun nggak banyak harta yang penting hidup bahagia."

"Tetap aja uang tahta tertinggi."

"Iya sih itu harus. Maksud gue hidup lo yang dulu mana ada lo bahagia yang ada lo ngebathin terus karena di penuhi rasa benci pada Tante Rena dan anak-anak nya."

"Makanya pulang ini gue mau sungkem sama Mami Rena."

"Bagus. Eh, lo jadi nginap kan?"

"Gimana ya soalnya gue izin cuma sehari."

"Minta tolong sama temen-temen lo buat izinin lagi sehari, kan lo mau cerita-cerita."

"Iya udah deh," putus Kinan. "Gue telepon Papi kalau gitu."

Setelah sambungan terputus Rosya segera mendesak Kinan untuk bercerita karena dia sudah penasaran. Kinan jarang sekali menceritakan sesuatu yang terjadi pada dirinya.

"Kin, ayo !"

Kinan menatap Rosya jengkel, dia pikir Rosya lupa akan janjinya untuk menceritakan tentang Rey. Kinan menghelat napas panjang.

"Gue punya crush, tapi menurut info yang gue dapat ternyata gue di jadiin taruhan."

"Masih kata orang?"

Kinan mengangguk. "Gue sih belum menjauh sebelum gue dengar dari mulut dia sendiri."

Kini giliran Rosya yang menghela napas. "Memang kita tidak pernah tahu kepada siapa hati kita menjatuhkan pilihannya. Sekalipun laki-laki itu seorang trouble maker."

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang