Kinan menatap sekeliling nya yang terasa asing, dia tidak tahu dimana dia berada sekarang. Tidak ada orang di sana, Kinan memanggil ; Papi, Mami, Dina dan semua orang terdekatnya tapi tidak ada yang menyautinya. Kinan benar-benar seorang diri.
Terdengar suara petikan gitar membuat Kinan melangkahkan kaki mencoba mencari sumber suara. Ada rasa lega karena Kinan tidak sendiri disana. Kinan mematung melihat sosok laki-laki yang duduk di tepi telaga sedang memainkan gitar. Dia bernyanyi, suaranya merdu menggetarkan hati Kinan. Seperti sengaja dinyanyikan untuk Kinan.
"Rey ...."
Iya, dia — Rey, tersenyum manis saat Kinan memanggil namanya. "Aku tungguin lho dari tadi."
Kinan mengernyitkan dahi, seingatnya mereka tidak pernah berjanji untuk bertemu.
"Ayo, duduk," ujar Rey seraya menepuk tempat kosong disampingnya.
Kinan berjalan pelan, riuh dikepalanya membuat Kinan tidak bisa berpikir. Antara ini nyata atau hanya mimpi.
"Rey, kita lagi dimana?" Akhirnya Kinan bersuara.
"Di tempat yang jauh, kita akan bahagia disini. Tidak ada Mama dan Sella yang menganggu."
Kinan tersenyum tipis, tidak apa-apa di tempat yang jauh asal dia bersama Rey. "Apa kita hidup berdua disini?"
"Iya. Berdua." Rey kemudian memainkan gitarnya mengajak Kinan untuk bernyanyi bersama. Pelan-pelan Kinan larut dalam kesenangan nya melupakan kebingungan yang tadi sempat menghampiri.
Mereka berdua tertawa lepas.
"Kin ...."
Kinan menoleh, wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja. Rey mulai mendekatkan wajah mereka menghapus jarak. Jantung Kinan hampir keluar dari tempatnya jika saja Rey benar-benar mencium nya. Hidung mereka saling menempel merasakan hembusan napas masing-masing. Kinan tidak bisa berlama-lama dengan keadaan seperti itu, Kinan beranjak lalu berlari di antara lautan bunga Lily. Rey pun mengejar nya.
Tidak melihat ada batu di depannya, kaki Kinan tersandung, mengeluarkan darah segar. Namun, saat akan meminta bantuan Rey. Rey tidak ada di sana. Kinan berteriak histeris bagaimana bisa Rey hilang dalam sekejap.
"Rey ..., Lo dimana? Jangan tinggalin gue. Gue takut sendiri." Kinan menangis meraung-raung.
Sampai akhirnya .... "Kinan ... bangun !"
Kinan bangun setengah sadar langsung memeluk Ziva. "Rey, jangan tinggalin gue. Gue mohon jangan pergi."
"Kin, lo kenapa sih?"
"Kin, sadar."
"Astaga, mimpinya sampai nangis kejer gitu," ujar Lily.
Setelah sadar, Kinan langsung menghapus air matanya menatap sekeliling lalu menghela napas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Charming Girlfriend
Teen FictionDyah Ayu Kinanti Lo itu pahit sama kayak nama lo Pare. Farey Arsya Pramudya Nama gue Farey bukan Pare. Gue akan bikin lo jatuh cinta sampai lo nggak bisa jauh dari gue ! Cover By : Pinkcery Original story by : pinkcery Star : 31 Agustus 2021 #1 on...