MCG ~ 15

67 4 0
                                    

Si manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si manis

Holaaawww ... I'm back. Ada yang nungguin nggak? Harus ada pokoknya nggak mau tau! Setelah beberapa lama menghilang akhirnya aku bisa kembali ke sini.

Mari mulai meramaikan lapak Kinan dan Rey, semoga nggak ngaret lagi yaaa !


Happy reading 🤗

🌼🌼🌼

Beberapa hari sibuk dengan urusan di sekolah akhirnya siang ini Kinan bisa bersantai sambil tiduran tanpa takut ketiduran karena sore hari nya harus pergi ke sekolah lagi. Baru saja memejamkan mata dia diingat kan lagi bahwa nanti dia ada janji untuk mengantar barang, karena kemarin ada Dina yang dengan sukarela membantu nya mengantar barang ke pelanggan.

Kinan menggeliat pelan, lalu mengecek ponselnya untuk melihat jam. Kinan terbelalak hampir jam lima jadi dia dengan segera berlari ke kamar mandi. Setelah berdandan alakadarnya, Kinan sedikit panik karena kunci motornya entah di mana.

"Kin, kenapa sih?" ujar Dina di balik pintu.

"Eh, kambing." Kinan di kejutkan oleh suara Dina yang tiba-tiba berada di belakangnya. "Parah, parah. Ngagetin aja, kapan pulang?" tanya Kinan yang masih fokus mencari kunci nya.

"Barusan. Cari apa sih?"

"Kunci motor. Tadi Papi katanya mau taruh di sini. Gue buru-buru lagi, kalau mau telepon Papi pasti lagi sibuk. Gimana dong?"

"Tenang, kan ada gue yuk gue antar ke mana pun lo mau pergi!"

"Wah, serius?" Dina mengangguk. "Emangnya mau nginep?"

"Iyalah, besok pagi gue balik."

"Kirain di usir dari kost-an."

"Sembarangan, kan lo udah bantu bayar."

Di balik pintu Mami tidak bisa menahan senyumannya, akhirnya penantian yang panjang berakhir indah. Mami selalu berdoa agar Dina dan Kinan bisa akur.

Sesuai janjinya Dina akan mengantar Kinan membawa kan para customer barang pesanan mereka yang di beli melalui market place, Kinan harus benar-benar merelakan semua barang branded nya di jual untuk membantu biaya hidup.

"Kin, terus kita kemana ni?"

"Blok Kenanga no 115."

"Oke."

Kinan maupun Dina masih betah dalam keheningan, bingung harus memulai dari mana walaupun hubungan mereka sudah membaik. Tapi mereka belum bisa mencari topik yang bagus untuk di bahas. Dina memberanikan diri untuk mengajak Kinan mengobrol walaupun nantinya Kinan hanya menjawab sekena nya.

Setidaknya Dina sudah mencoba.

"Permisi Pak, apa kami boleh masuk?" tanya Dina sopan.

"Apa ada keperluan?" tanya satpam yang sedang piket.

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang