MCG ~ 23

40 2 0
                                    

Sedang di fase mager

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedang di fase mager. Mau melakukan sesuatu itu males banget padahal kerjaannya cuma scroll beranda doang.

Udah yaa ....

Happy reading 🤗

🌼🌼🌼

Kinan senyum-senyum sendiri melihat postingan yang Rey unggah di akun Instagram nya walaupun hanya sebuah foto kaki. Hal sederhana saja mampu membuat Kinan sesenang ini. Tidak apa Sella mengaku kalau itu dirinya yang terpenting misi Kinan berjalan lancar, walaupun nantinya mereka berdua akan tersakiti.

"Rey, gue takut kalau hanya gue yang suka dan cinta sama lo," bathin Kinan sambil menatap layar ponselnya.

Notifikasi dari grup kelas nya jebol, tentu saja Amir adalah biang keributan tengah malam begini. Kinan mengabaikan pesan itu.

"Lihat nanti aja lah," monolog Kinan. Kemudian beranjak dari tempatnya menuju dapur karena merasa haus.

Sekembalinya dari dapur Kinan melihat pintu depan masih terbuka dan lampu ruang tamu masih menyala. Kinan yang berniat menutup pintu dan mematikan lampu mendapati Papinya sedang duduk di teras di temani segelas kopi. Kinan mengerutkan keningnya saat melihat Papi sedang merokok.

"Pi !" panggil Kinan.

Papi menoleh lalu mematikan rokoknya kemudian tersenyum tipis. "Eh, belum tidur? Besok sekolah lho."

"Papi merokok? Sejak kapan?" Yang Kinan tahu Papi nya tidak meerokok dan hidup sehat. Minum kopi hanya sesekali.

Lagi, Papi tersenyum tipis. "Nak, mungkin selama ini kamu pikir Papi nggak pernah menyentuh barang ini tapi kalau pikiran Papi lagi kalut Papi pasti merekok."

"Kenapa harus merokok?"

"Iya, nggak tahu juga sih."

"Kalau pikiran lagi kalut, lagi resah minta sama yang mahakuasa agar di berikan ketenangan."

"Iya itu pasti. Senang banget anak Papi udah mulai rajin ibadah."

Kinan tersenyum tipis menatap lekat wajah Papi nya yang terlihat lelah.

"Pi, sekarang kan udah ada yang bantuin. Kinan rasa Papi bisa istirahat di rumah, kalau mau ke kedai bisa sore atau malamnya."

"Kamu ya kayak nggak biasa lihat Papi kerja."

Dulu Kinan mana perduli yang penting dirinya bisa dengan bebas menyenangkan dirinya. Tidak tahu Papi nya yang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena lelah bekerja. Yang Kinan tahu Papi nya banyak uang untuk di habiskan dan sekarang barang-barang itu hampir habis terjual.

"Pi, maafin Kinan yang sudah egois selama ini. Merasa hanya Kinan yang kehilangan Mami."

"Jadi kamu sudah menerima keadaan?"

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang