MCG ~ 18

40 2 0
                                    

Happy reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🤗

🌼🌼🌼

Rey menatap member card yang dia temui kemarin di arena golf, masih menerka-nerka apakah memang milik Kinan atau bukan. Dia bingung karena Kinan tidak terlihat seperti orang yang sering mengunjungi tempat itu.

"Gadis itu memang penuh kejutan, yang di pikir biasa aja ternyata jago silat," gumam Rey.

"Rey, kamu udah siap Nak?" teriak Mama di balik pintu.

Rey berjalan ke arah pintu lalu membukanya. "Udah kok. Ada apa ?"

"Kamu jalan sama Sella ya. Dia udah nunggu di bawah." Ucapan Mama terdengar bukan permintaan melainkan perintah. Rey menghela napas kemudian mengambil ranselnya yang tergeletak di atas kasur.

Rey berjalan melewati Sella begitu saja tidak berniat mengajak atau sekedar basa-basi. Rey sudah muak dan benar-benar lelah dengan semua ini dia ingin keluar dari zona yang membuat nya tersiksa.

"Sayang, kok ninggalin aku sih."

Rey bergeming. Lalu dia masuk ke mobil tanpa mengeluarkan suara.

Karena Sella tidak kunjung masuk, Rey keluar lagi dari mobil di lihat nya Sella hanya diam mematung di samping pintu penumpang.

"Lo mau ke sekolah atau mau jadi patung aja di sana?" ujar Rey ketus.

"Bukain pintu," balas Sella manja.

"Najis. Kalau mau bareng ayo, kalau nggak iya udah gue nggak peduli." Rey langsung masuk ke mobil dan menutup pintu dengan keras.

Sella terperanjat kemudian dia menyusul Rey masuk ke dalam mobil. Sella memang benar-benar sudah sekuat baja tidak perduli kelakuan Rey yang keterlaluan dan tidak pernah menganggap nya ada.

Tidak ada obrolan sepanjang jalan, Sella terlalu takut jika banyak bicara karena bisa saja Rey akan menyuruhnya turun di pinggir jalan.

Setiba di sekolah Rey langsung memarkirkan mobilnya dan meninggalkan Sella begitu saja. Sella meremas ujung roknya, bagaimanapun hatinya tetap sakit.

Rey tersenyum saat melihat Kinan dan keempat temannya, seketika suasana hati nya tidak sekusut tadi. Sudah bertemu pawangnya.

"Hai !"

"Hai, juga!" balas Kinan seraya tersenyum tipis.

"Mau sarapan bareng nggak?"

"Eh, gue udah sarapan di rumah."

"Tapi gue belum ayo temenin gue!"

"T-tapi---"

"No ! Tidak terima penolakan!"

Kinan mengembuskan napas. "Baiklah. Guys, kalian duluan ke kelas ya!"

Rey dan Kinan tiba di kantin, hanya beberapa siswa yang berada di sana. Banyak kursi yang tidak terisi karena sebagian besar mereka lebih memilih duduk di pinggir lapangan sebelum upacara bendera mulai.

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang