MCG ~ 37

23 1 0
                                    

Tandai typo 🙏🏻

Happy reading

🌼🌼🌼

Rey mengepalkan tangannya saat melihat mobil yang terparkir di halaman rumahnya, tatapannya penuh amarah kembali mengingat kejadian di sekolah. Saat hendak putar balik, suara Mama menggagalkan rencananya untuk menghindari Sella.

"Sial!"

"Rey, ada Sella di dalam."

"Iya aku tahu dan masih bisa lihat ini mobil punya Sella," ketus Rey.

"Ayo temenin Sella pasti udah kangen kan?"

Wajah Rey merah padam menahan amarah, jika bukan Mama nya yang bilang seperti itu mungkin Rey tidak segan-segan menghajarnya.

"Rey, kamu sakit?" tanya Mama.

Iya, aku sakit. Sakit sekali.

"Nggak. Aku nggak sakit. Asal Mama tahu demi apapun Rey nggak bakalan sudi kangen sama perempuan itu."

Mama terkesiap, tahu anaknya sedang marah sehingga Mama memilih diam dan membiarkan Rey pergi begitu saja.

Rey mencoba menghela napas agar rasa sesak di dadanya berkurang tapi tidak membantu. Apalagi melihat sosok Sella dengan tampang tidak berdosa duduk santai membaca majalah. "Istighfar, Rey istighfar," monolog Rey.

"Sayang !" ujar Sella.

Rey segera menghindar saat Sella hendak memeluknya.

"Lo nggak tahu diri banget seolah-olah nggak pernah melakukan kesalahan. Lo budek gue bilang apa tadi di sekolah ?" hardik Rey tepat didepan wajah Sella.

Sella perlahan mundur mencoba menyembunyikan rasa takutnya melihat Rey bak singa yang siap menerkam siapa saja.

"Rey, aku lakuin itu karena aku cinta sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu." Air mata Sella jatuh begitu saja tanpa di minta. "Aku cuma mau kamu REY!!"

"Siapa yang mau sama perempuan jahat kayak lo bahkan dengan mata kepala gue sendiri lo hampir bunuh Kinan!"

"Apapun akan gue lakukan untuk milikin lo."

"Bisa ya Mama suka sama psycho kayak lo."

Plak ... Satu tamparan keras mendarat di wajah tampannya. Rey mengusap kasar beralih menatap Mama, sang pelaku.

"Jaga ucapan kamu !!"

"Mama nggak terima aku bentak dia?" Rey tersenyum miring, seketika terlihat mengerikan. Rey bertepuk tangan, dia tidak menyangka Mama akan melakukan hal yang tidak terduga. "Semoga Mama menyesal atas semua ini."

"Berapa kali Mama bilang jangan dekat-dekat perempuan kampung itu."

"Walaupun dia dari kampung Rey mencintai nya, Rey bahagia bersama Kinan. Percuma sama-sama kaya tapi hati tidak sama."

"Aku bisa aja buat kalian jatuh miskin tapi sayang aku terlalu cinta sama kamu, Rey!"

Rey mendecih. "Gue nggak peduli. Lebih baik gue miskin dari pada harus di paksa suka sama lo." Rey pergi meninggalkan kedua perempuan tersebut dia lelah sudah tidak sanggup untuk berdebat.

Setiba di kamar Rey langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang tanpa mengganti seragamnya dan melepas sepatu. Dia menangis, tidak ada tempat berkeluh kesah yang nyaman saat ini. Mama yang seharusnya tempatnya berbagi lebih memilih membela orang lain.

"Bang !!"

Rey membalikkan tubuhnya mendapati Rasti yang membawakan nya makanan.

"Kok lo bisa masuk?"

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang