MCG ~ 33

31 1 0
                                    

Rey kembali rutin menjemput Kinan setelah kondisi aman saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rey kembali rutin menjemput Kinan setelah kondisi aman saat ini. Tidak segan lagi berpegangan tangan dan selalu mengikuti kemana Kinan pergi apalagi acara sekolah semakin dekat. Tidak ada celah untuk saling berjauhan.

Setiba di kelas teman-temannya sedang berkumpul di tempat duduk Ziva. Bukannya belajar untuk persiapan UTS mereka malah memilih nonton bareng.

"Belajar bukannya nonton," ujar Rey.

"Lagi dua hari jadi santai aja," sahut Amir tanpa mengalihkan pandang dari layar laptop.

"Awas aja lo kalau panggil-panggil gue kalau nggak tau jawabannya."

"Bentar nanggung. Lagi dikit."

"Terserah sih," ujar Rey acuh. Kemudian membawa Kinan menuju tempat duduknya untuk belajar bersama.

Rey menatap Kinan bingung, pasalnya gadis itu hanya melamun membiarkan bukunya terbuka begitu saja tanpa niat dibaca.

"Mulai deh," gumam Rey "Kin, kenapa sih?"

"Nggak apa-apa. Tiba-tiba nggak mood."

"Mau tete?" bisik Rey.

Kinan bergidik ngeri. "Lo bener-bener mesum iya. Sana jauh-jauh."

"Eh, kok gitu?" ujar Rey tidak terima. Lalu dia mengeluarkan kotak berisi kue.

"Iya ... ini te—"

"Gue nggak salah dengar kan?"

"Lo nggak percaya kalau ini namanya kue tete?"

Kinan menggeleng. "Lo serius namanya kayak gitu?" Kinan masih tidak percaya, masih tampak syok mendengar nama jajanan tersebut.

"Lo searching aja cari tu kue pasti ada."

Kinan mengambil ponselnya mengetikkan kata kunci yang Rey suruh. Benar adanya kue itu bernama kue tete, Kinan geleng-geleng tidak habis pikir.

"Apa nggak ada nama lain kah?"

"Nggak tahu juga. Nanti gue tanya."

"Enak ... Mirip kue surabi nggak sih?"

Rey mengambil satu lalu mencobanya. "Iya," gumam Rey. "Mungkin karena bentuknya mirip kali ya makanya di beri nama kayak gitu."

Kinan bergidik ngeri entah kenapa Rey makin kesini makin ... Arghh, Kinan membuang jauh pikiran kotor tentang Rey.

"Kenapa sih? Lo mikir yang aneh-aneh ya tentang gue?"

Kinan mengangguk pelan.

"Manusiawi, apalagi seusia gue pasti selalu pengen tau bentuk dan rupa. Nafsu perempuan itu lebih besar dari laki-laki tapi perempuan lebih bisa mengatasinya, sedangkan kalau laki-laki sulit."

"Pantes ya laki-laki seneng banget belajar bab reproduksi." Kinan terkekeh geli.

"Eh, udah lihat grup nggak sih?"

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang