MCG ~ 19

33 1 0
                                    

Warning : Vote dan coment 🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning : Vote dan coment 🔥🔥🔥

Happy reading ❣️

🌼🌼🌼

Sepulangnya dari rumah Davin, Kinan melihat seorang wanita sedang di ganggu preman. Kinan segera melajukan motornya untuk membantu wanita itu, Kinan membunyikan klakson sekencang mungkin membuat dua orang preman itu mengalihkan pandangannya.

"Dasar berani nya sama wanita," ujar Kinan remeh.

"Kamu jangan ikut campur ya atau kita akan berbuat nekat sama kamu," ancamnya.

Kinan mendecih lalu tersenyum miring. "Aduh, takut banget," ujar Kinan dengan nada mengejek.

"Kamu pergi atau akan terjadi sesuatu sama kamu?"

"Oke gue pergi !" ujar Kinan. Sedangkan wanita yang sedang di ganggu itu menatap Kinan penuh harap agar Kinan menolongnya.

Ketika kedua preman itu lengah, Kinan berbalik lalu menendang punggung salah satu preman tersebut.

"Sialan," umpat salah satu preman yang bertubuh gempal itu.

Kinan tidak yakin kalau dia bisa melawan mereka, setidaknya dia bisa menolong Ami walaupun Ami sering merundungnya.

Ami melongo melihat Kinan yang sedang bergelut dengan preman tersebut, yang dengan lihai menghindar dari serangan preman tersebut. Ami mencari sesuatu untuk membantu Kinan bagaimanapun Kinan tidak sebanding dengan lawannya. Ami segera meraih batang kayu yang di dekatnya lalu memukul punggung preman tersebut berulang kali sampai membuat preman itu tumbang.

Kinan menendang keras perut preman yang satunya lagi membuat nya terkapar di jalan.

"Cukup, kami mengaku kalah!"

"Bagus. Sekarang pergi sebelum gue lapor polisi."

"B-baik." Preman tersebut berusaha membawa temannya yang sudah pingsan.

"Kinan, terimakasih!"

"Selain gue cantik gue juga baik. Lo nggak apa-apa kan?"

Ami menggeleng. "Gue baik-baik aja. By the way, lo dari mana?"

"Gue habis anterin ikan bakar ke rumah Ko Davin. Lo mau ke sana ya gue anter yuk!" tawar Kinan.

"Gue mau pulang!"

"Ya udah ayo gue antar!"

"Boleh sih, capek juga jalan."

Jarak rumah Ami tidak terlalu jauh hanya butuh lima menit saja mereka sudah sampai karena letaknya tidak jauh dari perumahan elite tersebut.

"Mau masuk dulu, kita makan siang bareng."

"Emang boleh?" tanya Kinan. Perut Kinan juga sudah keroncongan, tenaganya habis melawan dua preman tadi.

My Charming GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang