1. Sang Raja dan Sang Aktris

628 106 10
                                    

HAPPY READING!______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
______________________________________

Kerajaan.

Identik dengan Istana, para pengawal kerajaan, dan yang terakhir adalah Raja. Dimanapun yang menyandang gelar Raja selalu menjadi pusat perhatian dan penghormatan. Sama halnya dengan Raja dari Kerajaan Korea itu. Menjalankan tugas, menjadi jantung sebuah kerajaan dan harus berusaha menyejahterakan rakyatnya. Meskipun itu sulit, namun bagi Lee Gon sendiri itu terbilang biasa. Tidak ada yang lebih sulit dari memecahkan soal matematika di kertas selembar.

Posisinya sebagai Raja bisa dibilang sempurna. Dermawan, bijaksana, bertanggung jawab, cerdas, kreatif, inovatif, dan hal yang benar-benar menonjol pada Raja itu adalah ketampanannya. Semua itu menguasai diri Lee Gon sampai banyak rakyat yang mengidamkannya, bahkan Perdana Menterinya juga demikian.

Namun, sepertinya kesempurnaan itu hilang ketika mengingat salah satu sifat sang Raja yang benar-benar membuat kaum hawa kembali mundur untuk mencalonkan diri sebagai Ratu.

Sifat dingin dan datarnya pria itu. Pernyataan itu diperkuat saat Lee Gon menghadiri sebuah acara khusus lawyers dimana semua penonton tertawa terbahak-bahak tetapi hanya dirinya yang diam tak berekspresi. Hal itu membuat suasana disana membeku.

Sampai saat ini, tak ada satupun orang yang pernah melihatnya tersenyum dengan lepas, khasnya seseorang yang sedang bahagia, termasuk pengawal pribadinya sendiri, Jo Yeong.

Pyeha. Aku bawakan teh hangat untukmu.”

Seseorang masuk ke dalam ruangan kerjanya. Lee Gon masih berkutat dengan berkas-berkas yang tak henti-hentinya menumpuk. Tanpa menoleh, pria itu hanya mengangguk singkat.

Sekretaris Mo yang melihatnya hanya bisa terdiam beberapa saat. Jika melihat Lee Gon yang seperti ini, ia teringat keponakannya. Sangat berbeda dengan Lee Gon yang sempurna tetapi dingin, keponakannya terbilang hiperaktif walaupun banyak orang yang membencinya. Seperti air dan minyak.

“Apa ada yang ingin kau bicarakan?”

Suara Lee Gon membuat Sekretaris Mo terkesiap. Ia menggeleng dan sedikit menunduk, “Maafkan saya, Pyeha. Saya akan keluar,” ucapnya.

“Lalu apa arti tatapanmu tadi?” intrupsi Lee Gon membuat Sekretaris Mo menghentikan langkah.

Ye, Pyeha?”

Lee Gon mengangkat wajahnya dan menatap Sekretaris Mo, “Tatapanmu seperti mengintrogasiku. Apa ada yang salah?”

Sekretaris Mo segera menggeleng, “T-tidak ada, Pyeha! Maafkan kelancangan saya.”

Lee Gon mengangguk-angguk dan kembali fokus pada berkas-berkasnya, “Baiklah. Kau boleh pergi.”

Sekretaris Mo mengangguk pelan. Tetapi ia tak segera beranjak dari sana, postur tubuhnya gelagatan, ia memang ingin mengatakan sesuatu pada Lee Gon. Namun, tekadnya masih ragu-ragu apa lagi mengingat sifat sang Raja yang dingin itu.

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang