7. Sebuah Perasaan Masa Lalu

399 94 9
                                    

HAPPY READING!____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
____________________________________

"Eonni, aku sudah memberitahu semua jadwalnya kan? Jangan sampai aku belum memberitahunya karena aku lupa membawa itu. Aku sangat terburu-buru kemarin," tanya Na Ri. Dia membereskan beberapa barang Tae Ra di dalam koper.

"Iya, Myeong Na Ri yang cerewet," jawab Tae Ra santai.

Lalu Na Ri menemukan setumpuk kertas pada tas yang biasa Tae Ra pakai. Semacam sticky notes yang habis di coret-coret. "Eonni, kertas-ketas apa ini?"

Tae Ra menoleh pada Na Ri. "Ah itu," Dia mengedikkan bahunya santai. "Kertas yang salah kupakai saat akan menyampaikan surat pada Raja."

"SURAT?!"

Tae Ra meringis dan menatap Na Ri jengkel, "Aish ... Yak! Berhentilah berteriak di telingaku! Ini asset penting dalam dunia akting kau tahu?!"

"Tunggu, tunggu, tunggu, tolong jangan buat aku gila, Eonni. Katakan sekali lagi, kau membuat apa?" tanya Na Ri dan mendekatkan telinga pada mulut Tae Ra agar yang tadi ia dengar adalah kesalahan pendengarannya.

Tae Ra mendengus kesal. Ia mendekati mulutnya dan, "AKU MEMBUAT SURAT UNTUK RAJA!"

... berteriak dengan kencang agar Na Ri bisa mendengarnya secara jelas. Keheningan terjadi dalam beberapa saat. Na Ri terdiam menatap Tae Ra tanpa ekspresi apapun dan Tae Ra balik menatapnya dengan sedikit kesal, suaranya menjadi serak.

Detik selanjutnya Na Ri berbalik dan mengambil laptop dalam tasnya sambil bergumam, "Apakah membuat surat resign akan susah ya? Pekerjaan apa yang bagus untukku nantinya ya?"

"Yak! Kau mau resign?" tanya Tae Ra tak terima.

Na Ri mendesah frustasi sambil menangis, "Oh Tuhan! Bagaimana dengan masa depanku?! Apa yang akan terjadi selanjutnya?! Apakah aku akan sengsara seumur hidup?!"

Tae Ra menggeleng-geleng melihatnya, "Kau gila."

"Kaulah yang membuat gila astaga! Tidak bisakah kau berpikir lebih panjang, Eonni?! Bahkan berpikir pendek juga tidak!" balas Na Ri.

"Apa maksudmu? Aku benar-benar tidak mengerti."

Jawaban itu semakin membuat Na Ri mendesah frustasi. Ia benar-benar gila jika menghadapi Jeong Tae Ra. Mendengar Tae Ra bercerita bahwa gadis itu membuat surat untuk Raja benar-benar membuat Na Ri kehabisan akal. Sekali lagi, Raja.

Raja Lee Gon, Raja Kerajaan Corea. Semakin kesini, Na Ri semakin berpikir apakah eonninya itu sudah tidak waras sampai berbuat hal sejauh itu atau memang sedari awal Tae Ra memang sudah tidak waras? Apapun itu, ini merupakan situasi yang sangat buruk.

Setelah berdiam diri didepan cermin selama satu jam, Tae Ra tersenyum manis sambil merapihkan rambutnya, "Penampilan oke, suara oke. Baik semua sudah oke, aku hanya tinggal menunggu dia."

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang