51. Penyesalan Sebagai Jalan Perbaikan

446 97 12
                                    

HAPPY READING!_________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
_________________________________

Mereka hanya saling terdiam. Tae Ra menunggu jawaban Lee Gon, sementara Lee Gon tidak bisa memberikan jawabannya. Rajanya itu hanya menunduk sambil membuang wajah. Tae Ra tidak pernah melihat Lee Gon menunduk seperti itu.

"Pyeha?"

Lee Gon menghela napas dan berusaha menatap netra Tae Ra untuk memberikan jawaban. "Jeong Tae Ra, bukan tanpa alasan aku memutuskan untuk meninggalkanmu. Aku ingin kau bahagia bersama dengan seseorang yang bisa mencintaimu sepenuhnya dan tidak menyakitimu lagi. Kau sadar kan apa yang sudah kulakukan padamu?"

Lee Gon menatap Tae Ra dengan getir, semua ingatan bagaimana ia memperlakukan Tae Ra dengan tidak manusiawi masih terbayang-bayang dalam memori Lee Gon. Namun kenapa sekarang Tae Ra justru tersenyum padanya? Kenapa Tae Ra tidak meninggalkan Lee Gon?

Dengan keberanian penuh, Tae Ra mendekati Lee Gon dan berusaha meraih tangannya. "Apa kau lupa? Tangan ini. Tangan yang selalu aku percayai sebagai penopangku. Sudah kubilang bukan selama tangan yang lembut ini masih bersamamu, aku yakin kau melakukan hal yang baik."

Lee Gon menunduk. Payah sekali. Kenapa wibawanya saat bersama Tae Ra jadi menguap begitu saja dan rasanya Lee Gon ingin menangis sekarang? Hanya Tae Ra yang mampu membuat Raja Kerajaan Korea seperti ini.

"Saat itu ... saat Hyo Jin meninggalkanku, aku juga merasakan kemarahan dalam diriku. Marah atas diriku sendiri. Aku bertanya-tanya kenapa aku tak bisa menyelamatkannya, kenapa aku tak bisa memperlakukannya lebih baik dulu, dan kenapa ... harus Hyo Jin yang melakukan ini untukku. Semua pikiran-pikiran itu sempat tak terjawab olehku sampai rasanya aku juga ingin mati," ujar Tae Ra.

Tae Ra menyeka air mata yang sudah turun ke pipinya dan mengelus pipi Lee Gon dengan lembut, "Tapi ada seorang penyelamat yang mengatakan bahwa aku harus bahagia karena mungkin suatu saat kebahagiaanku bisa menjadi kebahagiaan orang lain juga di masa depan. Aku harus bahagia tanpa harus berpura-pura.

"Dan sekarang, aku akan menjadi orang itu untukmu. Aku akan menjadi seorang penyelamat yang mengatakan padamu bahwa kau juga harus bahagia, Pyeha. Untuk masa lalu yang gelap dan suram, lupakanlah bersamaku dan bahagia juga denganku. Tidak peduli seberapa kejamnya kau dahulu, jika kau mau memperbaikinya, maka perbaikilah denganku. Karena itu adalah takdir yang bisa kau pilih."

Tatapan mata Tae Ra lurus, menatap Lee Gon dengan penuh makna. Bibirnya masih tersenyum. Tae Ra melepaskan pegangannya dan mengulurkan tangannya pada Lee Gon.

"Aku hanya ingin kau membalas uluran tanganku dan berjanji bahwa kita akan melupakan semua hal menyakitkan yang terjadi di masa lalu dan menjalani kehidupan yang lebih baik dari sekarang. Aku ingin kau menggunakan tanganmu yang lembut untuk berjanji padaku, Pyeha."

Tae Ra ingin Lee Gon membalas uluran tangannya, sebagai tanda bahwa mereka akan tetap menjalani semua ini bersama dan memperbaiki apa yang sudah terjadi di masa lalu.

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang