22. Tangan Yang Lembut

408 94 16
                                    

HAPPY READING!_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
_______________________________

Cahaya mulai menelusuk ke dalam netra Jeong Tae Ra. Ia sedikit meringis. Jarinya ia gerakkan beberapa kali, lalu Tae Ra mendengar suara seseorang disampingnya.

"Tae Ra? Kau sudah bangun?"

Tae Ra melirik ke sampingnya, ia melihat Sekretaris Mo yang terlihat bahagia juga terharu saat Tae Ra sudah membuka matanya.

"Tae Ra-ya, kau baik-baik saja? Masih ada yang sakit? Kau merasa pusing? Aku akan segera panggilkan dokter."

Sekretaris Mo segera memanggilkan dokter untuk memeriksa keadaan Tae Ra yang sudah siuman sekarang. Gadis itu masih terdiam, seluruh tubuhnya terasa sakit, apalagi punggungnya yang mati rasa. Beberapa saat setelahnya, seorang dokter dan suster datang bersamaan. Mereka memeriksa keadaan Tae Ra dan tersenyum lega.

"Syukurlah, Nona Jeong Tae Ra sudah membaik. Kondisinya cukup stabil sekarang. Lebih baik Anda istirahat lebih dahulu, saya akan melakukan pengecekan lima jam sekali."

Sekretaris Mo bernapas lega mendengar ucapan dokter itu. Ia kembali menatap Tae Ra yang masih terdiam. Gadis itu terlihat sangat lemah dan tidak berdaya. Seluruh tubuhnya sakit dan tidak bertenaga. Sekretaris Mo mengusap-usap kepala Tae Ra lembut.

"Kenapa kau jadi seperti ini? Kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu?"

Tae Ra menoleh pelan pada Sekretaris Mo. "Bibi ..." panggilnya.

"Ya? Kau butuh apa? Mau makan? Minum? Atau mau ke kamar mandi?"

"Apakah aku selamat?"

Mata Sekretaris Mo kembali berkaca-kaca. Ia mengelus pipi Tae Ra lembut. "Ya, kau selamat. Kau aman, Tae Ra. Tenang saja, bibi ada disisimu."

Tae Ra tersenyum.

"Kalau begitu, Raja juga selamat?"

"Raja?"

Tae Ra mengangguk pelan.

"Tentu saja Pyeha juga selamat."

Mendengar hal itu membuat Tae Ra bernapas lega. Sejak sadar tadi pikirannya berkecamuk tentang keselamatan Lee Gon, entah mengapa Tae Ra tidak bisa tenang jika tidak mendapatkan kabar dari rajanya itu.

"Ah ya Tae Ra-ya, Bibi akan ke ruang administrasi sebentar, tidak akan lama. Kau tunggu disini ya? Jika ada apa-apa kau bisa panggil suster. Bibi janji tidak akan lama."

Tae Ra hanya mengangguk lemah menanggapi Sekretaris Mo. Pada akhirnya ia akan terbaring dirumah sakit. Ini masih di Indonesia, sepertinya Tae Ra dilarikan kesini agar lebih cepat mendapatkan penanganan. Tapi mengingat kejadian kemarin, membuat Tae Ra sadar akan suatu hal, apakah Lee Gon sudah mengetahui tentang penyerangan Rusia? Karena itu Lee Gon datang ke basement tempatnya dikepung dan menyelamatkannya?

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang