24. Sebuah Berita: Salah atau Benar?

379 94 18
                                    

HAPPY READING!_____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
_____________________________

Dress, baju tidur, dan semua perlengkapan sudah dimasukan ke dalam koper. Sekretaris Mo kembali menyesuaikan jadwal kepulangan Lee Gon dan juga Tae Ra. Ia sudah izin kepada Lee Gon untuk ikut bersama Tae Ra dan tidak pulang bersama Lee Gon. Sekretaris Mo tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi.

"Tae Ra-ya, sampai kapan kau hanya akan diam seperti patung? Pesawat tidak akan menoleransimu jika kita terlambat," tegas Sekretaris Mo.

Sedari tadi Tae Ra hanya diam tanpa bicara apapun. Lebih tepatnya sejak kemarin, apa karena kejadian kemarin malam di pesta itu? Lee Gon memang sudah memberitahu sebelumnya pada Sekretaris Mo kalau mereka akan berpura-pura menjadi kekasih dan Lee Gon hanya mengenalkan Tae Ra pada Presiden Joko. Tetapi siapa sangka Tae Ra keluar di depan umum dan mendeklarasikan itu sendiri?

Anehnya, setelah Pengawal dari Kerajaan Korea mengantar Tae Ra pulang ke hotel, wanita Jeong itu lebih banyak diam berbeda dari biasanya. Biasanya ia akan teriak-teriak sendiri karena berhasil bertemu Lee Gon. Jeong Tae Ra yang seperti ini cukup membuat mereka khawatir.

Beberapa saat kemudian, Tae Ra berusaha menyadarkan diri. Ia bangkit dari duduknya dan membantu Sekretaris Mo untuk membereskan semua barang-barangnya. Fokus Tae Ra benar-benar pecah karena kejadian semalam. Dia masih berpikir-pikir apa yang terjadi padanya sampai jantungnya terasa berdetak sekali lebih cepat dari pada biasanya? Apakah Tae Ra akan mempunyai penyakit jantung?

Oh tidak, Tae Ra masih ingin melanjutkan hidup. Mati muda bukan menjadi tujuannya. Ah sudahlah, lupakan saja apa yang semalam terjadi. Anggap saja semua perasaan itu hanya angin lewat yang tidak pernah ada.

"Aku akan keluar sebentar mencari udara segar." Tae Ra mengambil jaket dan handphonenya di atas kasur.

Sekretaris Mo menoleh cepat. "Kemana?"

"Aku tak akan lama-lama. Janji."

Sekretaris Mo segera mencegahnya dan menghalangi Tae Ra. "Tidak. Kau baru saja sembuh, jangan berbuat hal-hal yang aneh."

Tae Ra mendesah lelah sambil rolling eyes. "Bibi, kemarin saja aku kuat di pesta. Aku hanya akan keluar sebentar. Tenang saja."

"Karena itu aku tidak bisa tenang jika kau keluar. Kau ini aktris Jeong Tae Ra, kondisimu belum sepenuhnya pulih, dan yang paling penting aku tidak mau kau kenapa-kenapa."

"Aku butuh udara segar. Aku ingin menenangkan kepala."

"Ada AC kenapa kau butuh udara luar lagi?"

"Astaga bibi ... ayolah. Aku tidak akan berbuat yang aneh-aneh dan akan selalu baik-baik saja. Kau tahu seorang Jeong Tae Ra kan?"

Sekretaris Mo menatapnya ragu. Melihat Tae Ra yang sejak kemarin diam, bisa saja ia izinkan Tae Ra untuk keluar. Tapi mengingat kondisi tubuh gadis itu, membuat Sekretaris Mo ragu. Ia tidak ingin keponakan satu-satunya itu terlihat sedih atau sakit kembali.

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang