36. Fakta Yang Terungkap (Bagian 2)

353 77 53
                                    

HAPPY READING!_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
_____________________________________

Flashback:

"Jeong Hyo Jin!"

Nama itu dipanggil diseluruh penjuru lapangan. Semua orang bertepuk tangan. Seorang gadis yang namanya dipanggil langsung maju ke depan dengan senyuman yang manis sambil menunduk hormat pada semua orang yang bertepuk tangan untuknya.

Kecuali satu orang. Satu orang yang melihat itu dari jauh dan hanya acuh tak acuh melihat saudara kembarnya mendapatkan penghargaan olimpiade matematika. Ia hanya membuang muka dibalik tudung sweaternya.

Sama halnya dengan orang-orang lain, Choi Ye Rin yang melihat seorang teman kelasnya dipanggil hanya bisa tersenyum simpul dan bertepuk tangan. Meskipun Ye Rin sedikit melirik kearah kembaran Hyo Jin yang saat itu acuh tak acuh, Ye Rin tidak terlalu peduli dengan itu. Toh baik Jeong Tae Ra ataupun Jeong Hyo Jin, mereka bukanlah teman dekat Ye Rin.

Setelah acara di sekolah selesai, semua murid bubar. Namun sepertinya itu adalah hari yang tidak baik untuk Ye Rin. Ia harus piket tambahan karena tadi pagi terlambat, alhasil ia juga harus pulang terlambat.

"Hei,"

Suara seseorang menghentikan langkah Ye Rin. Itu tidak ditujukan untuknya, tapi ada dua orang yang sedang berbincang di samping tembok. Ye Rin terdiam sambil berusaha mengintip siapa dua orang itu.

"Bisakah kau berhenti?"

Jeong Tae Ra dan Jeong Hyo Jin.

Dua kembaran yang sangat terkenal di sekolah. Namun satupun dari mereka tak ada yang punya teman.

PLAK!

Ye Rin membelalak terkejut saat melihat kejadian itu. Refleks ia mundur beberapa langkah agar suara terkejutnya tidak terdengar oleh mereka.

Jeong Tae Ra menampar Jeong Hyo Jin.

"Bisakah kau berhenti berlagak di depanku?!" teriak Tae Ra.

Hyo Jin hanya meringis ketakutan, bibirnya terlihat gemetar. Tidak, seluruh tubuhnya terlihat gemetar. Sementara Jeong Tae Ra, wajahnya terlihat kesal, benci, dan seperti melihat sesuatu yang menjijikan di depannya.

"Kau akan terus seperti itu? Mendapatkan semua yang kau inginkan dengan membuatku menderita?" ucap Tae Ra lagi. Hyo Jin terdiam.

"Apa kau manusia? Melakukan hal seperti itu pada saudara kembarmu sendiri? Ah––" Tae Ra tertawa sinis, "––benar, aku juga seharusnya tidak melakukan ini pada saudara kembarku kan? Kalau begitu baguslah, artinya kita sama-sama bukan manusia."

Tae Ra menatap Hyo Jin tajam, "Sampai kapan kau akan terus seperti itu? Sampai kapan?! Kau dan aku hanyalah sampah yang dilahirkan oleh sampah hanya untuk saling menyakiti!"

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang