54. Surprise Mendadak

406 97 14
                                    

HAPPY READING!________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
________________________________

Jadwal yang cukup padat. Pagi ini Lee Gon akan ke sebuah panti asuhan besar yang hampir saja terbengkalai. Panti asuhan itu tidak terdata di kerajaan dan tidak mendapatkan bantuan resmi dari kerajaan. Karena itu sekarang Lee Gon datang untuk meresmikannya dan otomatis panti tersebut akan mendapatkan bantuan negara.

Dan disinilah kakinya berpijak. Sebuah panti asuhan yang tidak terlalu besar namun penghuninya banyak. Hal itu membuat beberapa ruangan menjadi digabung. Karena ruangan yang diperlukan tidak cukup dan anak-anak sangat banyak. Ini ada di sebuah desa yang cukup terpencil jadi tidak banyak orang mengetahuinya.

"Aku akan memberikan pembangunan ulang pada gedung panti asuhanya, bahan makanan akan segera di kirimkan dan nanti anak-anak akan mendapatkan pendidikan yang layak. Untuk semua anak-anak yang disabilitas, aku sudah mendaftarkan mereka pada program pembelajaran terbuka yang akan diadakan di Istana," jelas Lee Gon.

Sang pemilik panti, Ibu Kim Suk Jin, menunduk lemah pada Lee Gon. "Terima kasih banyak atas segala kebaikan Anda, Pyeha."

"Ah, aku akan memberikan akses anak-anak ini ke kota dengan membangun jalan raya untuk transportasi yang lebih mudah. Pastikan setiap anak mempunyai handphone yang sudah kubagikan agar mereka bisa belajar secara daring jika ada keadaaan yang tidak memungkinkan," tambah Lee Gon.

"Baik, Pyeha. Akan saya laksanakan," jawab Ibu Suk Jin.

Dalam hati Ibu Suk Jin sangat bersyukur atas semua bantuan tersebut. Lee Gon tidak segan-segan memberikan semua fasilitas lengkap untuk anak-anak Kerajaan Korea.

Setelah mengatakan semua intruksi itu, Lee Gon mengangguk. Dia berbalik untuk mengawasi sebentar lagi panti asuhan dan anak-anak yang sedang bermain-main.

Disini anak-anak tidak mendapat pendidikan. Mereka hanya diajari membaca dan berhitung yang dasar-dasar dan itulah yang Lee Gon sayangkan. Tentu saja anak-anak adalah penerus dari Kerajaannya, maka sebaik-baiknya mereka harus mendapatkan pendidikan yang layak.

Bruk!

Hampir saja Lee Gon sedikit terpeleset jika tidak menjaga keseimbangannya. Lee Gon berbalik, melihat seorang anak kecil yang menabraknya. Anak kecil itu terlihat kebingungan dengan keberadaan Lee Gon yang sangat tinggi. Lee Gon berjongkok dan tersenyum padanya.

"Selamat siang."

Anak kecil itu memiringkan kepalanya. "Maaf, Paman siapa ya?"

"Perkenalkan, aku Lee Gon."

"Lee ... Gon?"

Lee Gon mengangguk. Pertama kalinya ia mendengar seseorang menyebut namanya selain Jeong Tae Ra.

"Siapa namamu?"

"Park Chae Rin," jawab anak itu.

"Nama yang bagus. Park Chae Rin. Apa kau sedang bermain?"

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang