26. Apa Anda Mau Jadi Pacarku?

404 96 15
                                    

HAPPY READING!________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
________________________________

Pandangan Tae Ra terasa buram. Sedari tadi pikirannya terus melayang pada kejadian di perpustakaan. Ucapan Lee Gon, tatapan Lee Gon dan ... ciu––

"Astaga! Kau sudah gila Jeong Tae Ra!"

Tae Ra merutuki dirinya sendiri menyadari apa yang baru saja dipikirkannya adalah hal kotor. Ia memukul-mukul kepalanya agar ingatan itu tidak berputar-putar. Astaga, hampir gila rasanya. Sekretaris Mo yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Tae Ra kembali fokus pada topik yang sedang dibicarakan di Istana. PM Koo tiba-tiba saja datang ke Istana tanpa pemberitahuan. Jujur saja Tae Ra sedikit terkejut mendengarnya, kenapa PM Koo bisa datang tanpa pemberitahuan seperti ini? Apalagi Lee Gon langsung turun tangan untuk menemuinya.

Tunggu, apa jangan-jangan tanpa sepengetahuannya wanita itu sering datang kesini?

Sekretaris Mo juga terlihat tidak tenang karena mengkhawatirkan keadaan di ruangan Lee Gon sekarang. Mengenal sifat Koo Seo Ryeong membuat Sekretaris Mo semakin mengkhawatirkan Lee Gon, Sekretaris Mo bisa melihat bagaimana tidak sukanya Lee Gon terhadap wanita itu.

"Apa dia sering kesini?" tanya Tae Ra.

Sekretaris Mo menoleh pada Tae Ra. "Sudah, sudah, kau harus masuk. Orang luar tidak boleh mengetahui keberadaanmu." Ia menarik Tae Ra untuk segera masuk ke kamarnya, namun Tae Ra masih penasaran dengan pembicaraan antara Lee Gon dan Koo Seo Ryeong. Jadi ia masih mengintip.

"Apa ada sesuatu diantara mereka? Apa jangan-jangan mereka mempunyai hubungan secara diam-diam? Apa Raja menyukainya?"

Sekretaris Mo mendesah lelah lalu menatap Tae Ra intens sambil menarik Tae Ra masuk ke dalam kamarnya.

"Jawaban dari semua pertanyaanmu adalah tidak."

Blam!

Sekretaris Mo menutup pintu kamar Tae Ra dan menguncinya. Tae Ra mendengus kesal. Tapi ia tidak menyerah, jangan pernah remehkan Jeong Tae Ra. Gadis itu segera mencari cara untuk keluar dari kamarnya dan menghampiri ruangan Lee Gon.

~

"Kau datang lebih cepat dari biasanya, PM Koo," ujar Lee Gon. Duduk di kursinya dengan tenang.

Seo Ryeong memasang senyuman terpaksanya. "Aku tidak tahu Anda sangat memperhatikan kedatanganku, Pyeha."

"Tentu saja. Aku harus memprediksi setiap badai akan datang. Jika tidak, aku bisa terbawa angin topan yang kencang."

Penuturan Lee Gon membuat Koo Seo Ryeong semakin mengembangkan senyumannya. Meskipun ucapan Lee Gon tadi sedikit kasar tapi bagi Seo Ryeong, Lee Gon orang yang sangat jujur. Terlalu jujur sehingga mengatakan hal yang memang ada dipikirannya.

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang