23. Pendeklarasian Kekasih

404 86 20
                                    

HAPPY READING!_____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!
_____________________________

"EONNI!"

Spontan Tae Ra menjauhkan telepon itu dari telinganya. Bisa-bisa pendengarannya rusak karena teriakan Na Ri di telepon itu.

"Bisakah kau ukur intonasimu lebih dulu sebelum berbicara denganku?"

"Bagaimana keadaanmu?! Apa kau baik-baik saja?! Kudengar kau terluka bagaimana bisa?!"

"Satu pertanyaan!"

Na Ri menghela napas. Dari helaan napasnya saja Tae Ra bisa merasakan seberapa khawatirnya Myeong Na Ri sekarang.

"Baiklah, bagaimana keadaanmu sekarang? Kau baik-baik saja?"

Tae Ra mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja. Bahkan aku sedang menonton drama sekarang. Apa ya nama dramanya? The King Eternal Monarch? Wah, aktor utamanya benar-benar tampan."

"Aku serius sekarang."

"Nado. Jjinjjaya. Aku baik-baik saja."

Diseberang sana Na Ri terdiam sesaat, mungkin karena kurang percaya dengan Tae Ra. "Ani ... aku sama sekali tidak bisa berpikir apa alasanmu terbang ke Indonesia."

"Yah, ceritanya panjang."

"Cerita panjangmu seharusnya ada dirumah. Kau seharusnya menceritakan hal yang panjang dirumahmu sendiri bukan di negara sebelah! Aigoo ..." Na Ri mendesah lelah, ia tidak mengerti lagi jalan pikir Jeong Tae Ra ini.

"Aish ... berisik sekali. Aku sedang sakit tahu!"

"Kau sudah merasakan akibatnya sekarang? Itulah karma karena kau seenaknya mengikuti raja ke Indonesia!"

"Yak! Bagaimana bisa kau mengatakan hal kejam seperti itu pada orang sakit?"

"Aku melakukannya demi kebaikanmu. Kebaikanmu!"

"Kalau begitu jangan menyumpah! Kau tidak tahu itu berefek besar padaku!"

"Aku hanya bertanya-tanya apa alasanmu ke Indonesia. Kita seperti orang gila karena mencarimu tanpa petunjuk, dan kau bertingkah seperti orang mabuk yang kehilangan kesadaran disana!"

Tae Ra mendesah lelah. "Aish berisik! Sudahlah aku akan matikan teleponnya, pulsa internasional itu mahal!"

"Eon––"

Nut, nut, nut.

Tae Ra melempar handphonenya ke meja dengan kesal. Bukannya mendukung, managernya itu malah mengomelinya. Tidak bisakah ia melihat Tae Ra yang terbaring lemah karena tembakan dari musuh?

Tok! Tok! Tok!

Seseorang langsung masuk ke ruangan Tae Ra tanpa diminta. Itu Sekretaris Mo yang sudah kembali dari ruang administrasi.

PHOTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang