Bab 47

1.2K 137 11
                                    

Di rumah sakit

Saat ini Mia sedang di rawat di rumah sakit, ia sedang tersenyum memikirkan kehancuran hidup Jessi. Apa lagi rencana yang ia dan Luna lakukan saat acara camping. Pasti rencananya berhasil.

" Udah nggak sabar gue dapat berita gimana hancurnya hidup Jessi " gumam Mia pelan sambil tersenyum.

" Kok Luna belum kasih kabar sih, udah siang juga " gerutunya, ia benar-benar tidak sabar mendengar hukuman apa yang akan di berikan sekolahnya pada Jessi.

Apalagi sikap keluarga Jessi saat tahu anaknya udah dorong siswi di sekolahnya.

Apalagi pasti semua siswa-siswi IHSA  sekarang sedang heboh, dan pastinya mereka juga menghujat dan mencemooh kelakuan Jessi.

" Tunggu aja deh siapa tahu sebentar lagi Luna bakal kasih kabar " ucap Mia, setelah itu ia memutuskan untuk tidur sebentar.

Di ruang rawat, Mia hanya sendiri, karena ia memang sengaja tidak memberi tahu keluarganya agar rencana nya berhasil.

Sebenarnya Mia memiliki keluarga kandung tapi mereka tinggal di desa. Sedangkan saat di sekolah ia selalu cerita ke teman-temanya kalau ia tidak tahu dimana keluarga kandungnya berada.

Sehingga Mia selalu bercerita kalau ia dibesarkan oleh keluarga angkatnya dan selama itu pun keluarganya itu tidak terlalu memperdulikan nya.

Sehingga ia memutuskan untuk tinggal sendiri di kontrakan kecil saat ia SMP sampai sekarang. Agar mendapat simpati dari teman sekelasnya atau pun inti Venus.

Apalagi jika keluarga kandungnya tahu, apa yang dilakukan Mia pasti mereka akan meminta Mia pulang ke desa dan tidak di izinkan sekolah ke kota karena tingkah lakunya. Sehingga Mia sama sekali tidak memberi tahu apa saja yang terjadi saat di sekolah.

Di tempat lain

Sekarang Renal dan Evan berada di markas dan sedang berada di ruang latihan. Mereka melampiaskan kemarahan mereka dengan berlatih bela diri.

" Aaargh.... " teriak Evan. Ia benar-benar merasa kecewa dan marah. Kenapa bisa ia tertipu oleh mereka berdua.

Dan kenapa ia bisa tidak percaya sama adik kandung nya sendiri. Kenapa bisa ia membentak adiknya demi mereka berdua. Ia benar-benar menyesal.

Sedangkan Renal, ia masih melampiaskan kemarahannya dengan meninju samsak di depannya. Bagaimana bisa ia mencintai perempuan munafik itu. Dan kenapa juga ia bisa tertipu wajah mereka berdua.

Setelah emosi mereka sudah terlampiaskan, mereka pun langsung keluar dari ruang latihan. Dan akan pulang ke rumah mereka masing-masing.

"Gue duluan " ucap Evan dan pergi ke arah motornya.

" Hem " dehem Renal dan ia pun juga menuju ke arah motornya. Ia akan pergi ke apartemennya untuk mengusir perempuan tak tahu diri itu.

Di mansion Alexander.

"Apa yang harus abang lakukan dek? " tanya Adrian.

" Kalau saran Desy, abang Ian ajak Jessi ngobrol berdua dan ungkap aja apa yang ada di hati abang. Dan mulai semua dari awal, Desy yakin Jessi pasti senang bisa deket lagi dengan abangnya " jelas Desy.

" Baiklah abang bakal coba buat deket lagi sama Jessi dan mulai semua dari awal " ucap Adrian sambil tersenyum ke arah Desy.

" Nah.. Gitukan bagus. Apalagi abang sama Jessi saudara kandung nggak baik cuek-cuek kan gitu " ucap Desy.

" Iya dek, makasih ya udah ngasih saran ke abang " ucap tulus Adrian.

" Sama-sama bang " ucap Desy tersenyum.

" Sana pulang lo, baikan sama adik lo sendiri, dan jangan ganggu adik gue " ucap Regan tiba-tiba.

" Enak aja lo, adik lo adik gue juga " ucap Adrian tidak terima karena di suruh menjauhi Desy. Ia sudah benar-benar sayang dengan Desy.

Sedangkan Desy ia benar-benar bosan akan tingkah abangnya. Kalau udah kumpul pasti berantem, untung aja bang Dava sama bang Daniel nggak ada di sini. Kalau ada pasti bakal lebih parah lagi.

Desy pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya saja, apalagi sudah larut malam.

" Bang, Desy keatas mau tidur " pamit Desy setelah itu pergi dari ruang keluarga tanpa mendengar jawaban dari abangnya.

" Loh dek kok abang di tinggal " ucap Adrian.

" Mending lo pulang sana udah malam " ucap Regan setelah itu ia juga pergi ke kamarnya.

" Gue mau nginep " ucap Adrian setelah itu mengikuti Regan ke kamar.

Adrian malas untuk pulang, apalagi sudah sangat malam. Jadi lebih baiknya menginap saja.

Sedangkan Regan, ia benar-benar jengkel dengan sahabatnya.






Hai guys...? 🤗

Terima kasih buat yang udah setia nunggu cerita ini.

Dan buat yang baca, vote dan komen Terima kasih banyak 😊😊😊

Salam sayang dariku 😚😚😚

Seperti Di NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang