Bab 59

1.1K 123 9
                                    

Mereka semua sudah berada di ruang rawat Desy.

" lebih baik sekarang kalian pulang dulu aja " ucap mama Lita sambil menatap sahabat putrinya.

" Nanti aja deh tan " ucap Nadia.

" Benar kata mama gue, kalian pulang aja, di sini udah ada gue sama orang tua gue " ucap Regan.

Mereka pun saling menatap satu sama lain.

" Ya udah kita balik dulu tan, besok kita ke sini lagi " ucap Dion mewakili yang lain.

" Iya, Hati-hati di jalan " ucap mama Lita.

" Terimakasih udah bawa dan nungguin adik gue " ucap Regan.

" Sama-sama bang " ucap Bima.

" Kami pamit tante, bang Regan " pamit mereka kecuali Alvian yang masih duduk di sofa.

Dan untuk papa Dimas, ia sedang keluar  untuk menelfon salah satu bawahannya, buat menyelidiki kejadian jatuhnya Desy dari tangga.

" Lo nggak balik? " tanya Regan duduk di samping Alvian.

" Nggak " jawab singkat Alvian. Sambil. menatap tempat Desy berbaring.

Pintu kamar terbuka, papa Dimas masuk dengan membawa makanan dan juga cemilan. Karena setelah menelfon bawahannya, papa Dimas mampir ke kantin rumah sakit.

" Gimana pa? " tanya mama Lita.

" Kita tunggu saja kabar dari mereka " jawab papa Dimas, mama Lita pun menganggukkan kepalanya.

Sedangkan Regan dan Alvian hanya diam.

" Kamu nggak balik Al? " tanya papa Dimas saat masih melihat Alvian.

" Nggak pa " jawab Alvian.

" Lebih baik kamu pulang dulu Al, ganti baju kamu " ucap mama Lita.

" Al udah minta orang rumah buat nganter baju Al ma " balas Alvian.

" Kalian makan dulu, papa udah beliin kalian makanan " ucap papa Dimas.

Mereka pun makan bersama sambil menunggu Desy siuman. Tak lama setelah mereka menghabiskan makanannya.

" Eungh.... " lenguh Desy. Dan mencoba membuka matanya.

Mama Lita yang berada di sampingnya pun senang karena putrinya sudah sadar.

" Desy sayang " panggil mama Lita.

Papa Dimas, Regan dan Alvian yang mendengar mama Lita memanggil nama Desy pun mendekat.

" Ma..ma.. " panggil Desy.

" Iya sayang, kamu mau sesuatu? " tanya mama Lita

Sedangkan papa Dimas, ia langsung memencet tombol di samping ranjang untuk memanggil dokter,

" Ha.us " ucap Desy

" Ini.. " ucap Alvian sambil mengarahkan sedotan ke mulut Desy.

Setelah selesai minum, dokter dan perawat datang untuk memeriksa keadaan Desy. Setelah selesai dokter  menjelaskan keadaan Desy ke  keluarganya. Di rasa sudah selesai, dokter dan perawat izin untuk keluar karena akan memeriksa pasien yang lain.

" Kamu tidur lagi aja ya sayang " ucap mama Lita.

" Iya ma " dan Desy pun kembali tidur. Setelah makan dan meminum obatnya.

Setelah Desy tidur, papa dan mama pulang ke mansion dan besok akan datang lagi untuk bergantian menjaga Desy.

Sedangkan keluarga Desy di desa sudah di telfon oleh papa Dimas, sebenarnya Desy tidak ingin memberitahu kan keadaannya sekarang ke keluarganya di desa. Karena takut membuat orang tua nya kepikiran.

Tapi karena bujukan dari papa Dimas dan mama Lita, Desy pun mengizinkan papanya untuk menelfon keluarganya, lebih tepatnya kakak pertamanya.

Saat kakaknya tahu adiknya masuk rumah sakit, ia pun memutuskan untuk ke Jakarta, tanpa sepengetahuan orang tuanya, seperti keinginan Desy, takut bila orang tuanya tambah kepikiran.

Saat Alvian dan Regan sibuk dengan ponsel masing-masing, pintu ruang rawat terbuka.

" Kenapa nggak ngabarin? " tanya Adrian  to the point.

" Lupa " jawab Regan.

Adrian pun langsung menuju ranjang Desy. Dan duduk di kursi samping ranjang.

" Gimana keadaannya? Baik-baik aja kan " tanya Daniel. Setelah duduk di sofa.

" Alhamdulillah, Tidak ada yang serius " jawab Alvian sambil menatap ke arah Desy.

" Alhamdulillah " ucap Daniel.

Tak lama Dava pun datang, ke rumah sakit.

" Kenapa lo nggak ngabarin? " tanya Dava saat sudah duduk di sofa di samping Daniel.

" Lupa " jawab Regan.

Setelah itu mereka pun sibuk dengan ponsel masing-masing.

" Oh ya gimana sama keluarga Desy? " tanya Dava.

" Besok mereka ke sini " jawab Regan.

" Orang tuanya juga? " tanya Daniel

" Nggak, kayaknya cuma kakaknya sama sepupu nya mungkin " jawab Regan.

Sedangkan Adrian dan Alvian, mereka diam mendengarkan pembicaraan mereka bertiga.

" Terus orang tuanya, nggak di kasih tahu? " tanya Daniel.

" Nggak, adik nggak mau orang tuanya kepikiran " jawab Regan sambil menatap Desy yang tertidur.

" Iya juga sih " ucap Dava.

" Terus siapa yang jemput mereka di bandara? " tanya Dava .

" Papa sama mama, soalnya mereka kan yang pernah ketemu sama keluarga Desy " jawab Regan.

Setelah itu mereka melanjutkan obrolan tentang bisnis dan juga hal-hal lainnya.
Sampai larut malam.









Hay guys..

Maaf updatenya agak terhenti soalnya lagi sibuk banget.

Terimakasih buat yang udah nunggu.

Yang baca, vote dan komen makasih juga ya 😊😊😊

Salam sayang dariku 😚😚😚

Seperti Di NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang