"Kau Jung Jaemin?"
"Kau pernah melamar pekerjaan di cafe Neo, kan?"
Kini mata Jaemin membulat, dia menatap lelaki ada dihadapannya ini semakin bingung.
"Kalau begitu, maukah kau bekerja di cafe ku? Aku membutuhkan seorang barista."
Jaemin menatap datar lelaki yang ada dihadapannya saat ini. Jaemin tahu dia sangat butuh pekerjaan sekarang ini, tapi entah kenapaenurut Jaemin lelaki itu terkesan merendahkannya.
"Tidak." Jaemin lantas berbalik dan hendak segera pergi dari hadapan lelaki itu, namun Doyoung dengan cepat menahan tangannya.
"Ayolah, ahh... Begini saja, anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena Jeno mengganggumu. Bagaimana?"
Jaemin mendelik tak suka, kenapa dia menjadikan Jeno sebagai alasan? Tanpa menjawab Doyoung, Jaemin segera pergi dari sana.
Namun Doyoung lagi lagi mengejarnya, kali ini dia menyodorkan sebuah kartu nama pada Jaemin.
"Hubungi aku jika kau berubah pikiran."Doyoung tersenyum ramah, lalu meninggalkan Jaemin di Koridor sekolah. Jaemin menatap kartu nama yang ada ditangannya saat ini. Baiklah, tidak ada salahnya menyimpan kartu nama Doyoung, kan? Lagipula dia sepertinya orang baik.
Jaemin kembali melangkah menuju kelasnya. Dia sudah melewatkan jam pelajaran pertama, baiklah, mungkin Jaemin akan kembali begadang hanya untuk mengejar ketertinggalan nya.
Jaemin kini duduk di taman belakang sekolah. Satu satunya tempat lelaki itu bisa bernafas dengan tenang di sekolah ini. Karena tak ada yang mau berada di taman itu, mengingat ada desas desus kalau taman belakang sekolah mereka angker dan menyeramkan.
Namun Jaemin tidak peduli, kalau dia bertemu hantu semengerikan apapun, dia tetap tak akan peduli.
Bukankah manusia lebih menakutkan daripada hantu?
Jaemin kini meneguk airnya. Tidak mungkin dia masuk ke kelas ketika pelajaran tengah berlangsung, lagipula membolos untuk 15 menit tidak apa apa, kan?
Jaemin merogoh sakunya. Dia mengeluarkan sebuah catatan kecil yang sudah kusut.
Biaya sewa flat
Biaya sekolah
Obat halmeoni
Biaya rumah sakit
Biaya listrik
Uang mingguan
Beli buku
Uang untuk Jaehyun hyung✔️
Bayar hutang pada rentenir✔️
(Membayar dengan bunga 10% tiap bulan)Jaemin menatap nanar catatan itu. Ada banyak biaya dan uangnya sama sekali tak cukup untuk memenuhi semuanya. Terutama Jaehyun pasti akan meminta uang lagi malam ini.
Jaemin mengusap wajahnya kasar. Darimana lagi dia harus mendapatkan pekerjaan dengan imbalan besar? Sementara dia masih sekolah.
"Aku harus mencari uang darimana lagi? Lirih Jaemin pelan..."
Jaemin menghela nafasnya, lalu menatap kosong catatan itu. Ingin rasanya dia merobek catatan yang dia butuh itu untuk melupakan betapa banyaknya biaya yang harus dia penuhi.
Sementara itu, Jeno kini berada di rooftop bersama Renjun dan Haechan. Ketiganya berencana membolos sampai jam istirahat.
"Yakk, kau sudah membayar si tuli itu?" Tanya Haechan pada Jeno yang tengah menghisap rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...