Pukul 6.45 KST.
Pagi itu cerah, burung burung berkicau ketika sinar matahari yang hangat mulai menelusuri celah celah dinding rumah.
Jaemin tengah mengaduk tehnya sembari memperbaiki dasi nya. Hari ini dia akan sekolah dan bekerja di cafe Doyoung. Sementara Jaehyun katanya punya urusan hari ini. Lelaki itu tengah sibuk mencuci piring bekas sarapan tadi.
Jaemin meneguk tehnya perlahan, di masih punya banyak waktu karena kelas akan dimulai setengah delapan pagi.
"Sudah mau berangkat? Ada yang tertinggal?" Jaemin menggeleng mendengar pertanyaan hyung nya itu.
"Pulang jam berapa?" Tanya Jaehyun lagi.
"Jam 8 mungkin, aku tidak ada shift malam di toserba hari ini."
Jaehyun kembali mengangguk. Dia lamat menyusun piring piring yang sudah dia cuci tadi ke dalam rak yang ada disebelah wastafel.
"Aku pergi dulu, ya hyung."
Jaehyun mengangguk sembari tersenyum.
"Hati hati."Jaemin lantas mengambil tasnya dan berjalan keluar dari rumah. Meninggalkan Jaehyun yang masih berdiri disana sembari menatap punggung adiknya yang masih terlihat di jendela.
Jaehyun menghela nafas pelan, dan kembali menyusun beberapa piring ke rak dengan hati hati.
Drrrtttt.... Ddrrrrttttt....
Jaehyun meraih ponselnya di meja makan, ada panggilan dari Johnny.
"Yeoboseyo, ada apa?"
"What are you doing right now?"
"Tidak ada, kenapa?"
"So where are you?"
"Di rumah. Kenapa?"
"Aku akan kesana sore nanti, i wanna tell you something."
"Ka—kau serius?" Tanya Renjun menatap Haechan dengan tatapan kaget."Apa aku terlihat bercanda?" Tanya Haechan.
Jeno juga mematung sembari menatap sahabatnya itu.
"Kau benar benar adik Mark? Kalian bahkan tidak mirip."Haechan mendelik kesal pada Jeno. Dasar lelaki payah, ucapannya pedas sekali.
"Dia sudah bertahun tahun tinggal di Kanada, dasar bodoh. Iklim disana tentu akan mempengaruhi wajahnya."Renjun masih menatap Haechan tak percaya, dia lalu berpikir sebentar sebelum kembali membuka suara.
"Kau punya buktinya?""Tentu."
Haechan mengambil ponselnya, lalu membuka casing ponselnya itu. Disana ada 2 buah foto lusuh yang tersimpan di balik casing ponselnya itu. Haechan lalu menunjukkan kedua foto itu pada Renjun dan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...