Dulu, ketika Jeno tahu ibunya akan menikah lagi setelah bercerai dari ayahnya, Jeno sebenarnya biasa saja. Tidak masalah dia mendapat keluarga baru, ayah baru, rumah baru, lingkungan baru yang bahkan terasa asing baginya.
Sebelum dia mengenal Kim Doyoung.
Jeno ingat bagaimana ayahnya benar benar menetapkan Doyoung sebagai patokan dirinya. Doyoung pintar, sukses, dewasa, dan Suho ingin Jeno mengikuti pribadi putra kandungnya itu.
Ekspetasinya tentang ayah baru yang baik sama seperti ayah kandungnya lantas hancur. Terutama dia harus mengenal saudara tiri yang dia anggap sangat munafik, licik, dan menjijikan. Jeno benci apapun yang ada pada saudara tirinya itu.
Meski tidak bisa dipungkiri jika perasaan bencinya itu dimulai dari rasa iri. Iri karena Doyoung benar benar sempurna. Sampai sampai Jeno ingin menghempas lelaki itu jauh dari kehidupannya.
Kebenciannya semakin membesar ketika Doyoung berhasil merebut perhatian dan kasih sayang dari ibunya. Ibunya sendiri. Alasan Jeno berada di rumah ini. Dan Doyoung dengan sekejap membuat ibunya terdoktrin untuk menjadikannya sama seperti Doyoung. Benar benar sama persis, tanpa ada celah sedikitpun.
Jeno membenci lelaki itu lebih dari apapun.
Semua tekanan itu mau tidak mau membuatnya berusaha keras agar bisa mendapat nilai nilai sempurna demi sebuah pengakuan. Dan ketika dia tengah berjuang untuk hidupnya dengan nilai nilai bodoh itu, Jaemin datang dan menghancurkan ekspetasinya sebagai murid terpintar.
Jeno sangat benci anak itu. Dia dan kepintarannya membuat Jeno kembali gagal dan kembali mendapat caci maki dari ayahnya. Jeno yang notabene adalah anak pemilik sekolah, kalah oleh siswa miskin yang hanya mengandalkan beasiswa.
Segala cara digunakan Jeno agar Jaemin tak fokus pada pelajarannya. Dia menghajar anak itu dengan ekspetasi agar besok Jaemin tak datang ke sekolah. Jika Jaemin sering tak hadir ke sekolah, maka nilainya akan turun dan beasiswa dicabut. Namun ternyata tidak begitu, Jaemin tetaplah Jaemin. Fisik dan mentalnya sangat keras seperti batu. Lagi dan lagi, Jeno kalah oleh anak itu.
Hingga tanpa Jeno sadari, dia terlalu sibuk memikirkan bagaimana membuat kehidupan Jaemin di sekolah ini terasa seperti neraka, sampai sampai dia tak tahu jika nilainya kini turun jauh sekali. Suho memarahinya saat itu, dan dari amarah ayah tirinya yang memuncak itu, Jeno berontak. Dia tak ingin lagi menjadi seperti Doyoung. Dia tak ingin lagi berusaha keras demi nilai nilai sialan itu.
Awalnya seperti itu terus sampai dia mengenal sosok Jaemin yang sebenarnya. Dimana tenyata hidup yang selama ini dia kira sangat jahat padanya, justru tak ada apa apanya dibandingkan dengan yang Jaemin alami.
Jeno menyesal pernah membuat Jaemin kehilangan beasiswa nya sampai sampai anak itu rela mencari pekerjaan tambahan lagi untuk membayar uang sekolah tiap bulan.
Dan kini dia tahu apa yang dia lakukan itu salah.
Namun hal itu tidak merubah cara pandangnya terhadap Doyoung. Mungkin dia mampu memaafkan Jaemin, tapi dia tak bisa memaafkan Doyoung begitu saja.
Cara Doyoung yang sok perhatian padanya itu sangat menjijikan. Jeno benci sekali setiap kali lelaki itu merasa bahwa dia adalah orang yang paling peduli pada Jeno. Jeno benci sekali bagaimana lelaki itu selalu mengirimkan spam chat hanya untuk berbasa basi.
Namun semakin lama, meski rasa benci itu masih ada, Jeno perlahan mulai bisa terbiasa dengan sikap saudara tirinya itu. Namun ketika hal itu terjadi, Taeyong datang dan menawarkan sesuatu yang bisa membuat Jeno segera keluar dari sangkar emas ini.
Pilihan yang tak mungkin Jeno tolak meski Doyoung berusaha keras meyakinkannya untuk tetap tinggal.
Dan kini, Jeno mendapat kabar jika Doyoung pindah. Lelaki itu menetap di Busan dengan alasan ingin membangun bisnis disana. Doyoung tak mengatakan apapun, hal yang membuat Jeno uring uringan seharian ini. Sudah sebulan ternyata, dan Doyoung tetap tak mengatakan apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...