Anggaplah kehidupan orang kaya itu menyenangkan. Mereka bisa membeli apapun yang mereka mau, bahkan dunia sekalipun.
Bukankah manusia hanya membutuhkan materi untuk bahagia? Itu adalah realitanya.
Jangan munafik, kita semua pasti berpikir demikian. Kebahagiaan seseorang itu, hanya dinilai dari materinya saja.
Jeno kini berjalan memasuki sebuah rumah mewah di perumahan elit daerah Gangnam. Dia memarkirkan mobilnya di garasi mobil yang bahkan tak mungkin dia sebut garasi. Baginya, garasi di rumahnya itu seperti lapak parkir untuk mall.
Melelahkan sekali hari berjalan dari garasi menuju pintu depan rumahnya. Terkadang Jeno muak dengan besar rumahnya ini. Siapa yang membangun rumah sebesar ini? Menyiksa saja.
Cek lek!
Jeno berjalan memasuki ruang tamu rumahnya dengan raut wajah datar seperti biasa. Dia melempar asal tas sekolahnya ke sofa ruang tamu dan hendak berjalan menuju kamarnya sebelum suara sangat ibu menginterupsi langkah Jeno.
"Lee Jeno."
"Kau pulang terlambat lagi."
Jeno memutar bola matanya malas, lalu melayangkan tatapan dingin pada wanita yang berstatus sebagai ibunya itu.
Sekarang jam 10 malam, ahh... Bahkan bagi Jeno ini baru sore hari. Seharusnya dia pulang subuh saja tadi. Menyebabkan sekali harus mendengar suara ocehan ibunya yang sok perhatian padanya.
"Sudah berapa kali eomma bilang? Seharusnya kau itu belajar! Kau sudah siswa menengah atas, bukan anak kecil lagi! Kenapa kau terus keluyuran tiap malam seolah tak punya rumah?! Eomma lelah sekali harus menkhawatirkanmu setiap saat!!!"
"Kalau begitu jangan khawatirkan aku!!!" Balas Jeno tak suka. Setiap hari selalu seperti ini, selalu saja omelan yang sama, hanya perkara dia pulang terlambat.
"Seharusnya kau itu mengikuti Hyung mu!!! Belajar dari dia, dia selalu pulang tepat waktu meski sibuk dengan pekerjaannya, dia tak pernah membuat eomma cemas, dia selalu mengabari kalau akan pulang terlambat!!! Apa susahnya mengabari eomma, Lee Jeno?!!! Apa gunanya ponselmu itu? !!!"
"AKU BILANG DIAM!!!! KAU BISA MEMBUATKU GILA!!!!" Bentak Jeno keras. Urat lehernya mulai terlihat, lelaki itu menatap nyalang ke arah ibunya.
"Hyung lagi, Hyung lagi!!!! Kau pikir anakmu itu siapa?!!!" Sambung Jeno kesal.
Tak lama, seorang elalki turun dari lantai atas dengan langkah tergesa gesa, dia menatap Jeno tak suka karena sudah membentak ibunya.
"Ucapanmu keterlaluan, Lee Jeno! Kenapa kau membentang ibumu?!!!"Jeno mendecih pelan.
"Kalau begitu kau saja yang menjadi anaknya."Jeno lantas berjalan melewati keduanya, langkah lelaki itu terdengar sangat nyaring karena Jeno menghentakkan kakinya. Moodnya selalu hancur ketika menghadapi dia orang keras kepala itu.
Terutama sang kakak yang seolah bertindak seperti pahlawan kesiangan di depan ibunya.
Cek lek!
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...