Kondisi Jaehyun saat ini sudah sangat parah. Aku tak menyarankan, tapi kita harus melakukan operasi sumsum tulang belakang untuk menyelamatkannya. Kemungkinannya memang sangat kecil, namun apabila kita membiarkannya terlalu lama lagi...
Kita bisa kehilangannya.
Jaemin terduduk lemas di ruang tunggu dengan pandangan kosong. Pikirannya kacau semenjak melihat Jaehyun mimisan sampai kejang kejang tadi sore. Sekarang sudah hampir tengah malam semenjak Yuta memberitahu kondisi Jaehyun. Lelaki itu belum bangun, masih kritis.
Jaemin memijit pangkal hidungnya. Dia tak tahu harus apa saat ini. Donor sumsum tulang belakang? Mungkin yang kalian pikirkan barangkali sama dengan yang Jaemin pikirkan saat ini. Namun mengingat semenjak 10 tahun terakhir sejak dia memberi donor pada Jaehyun, Jaemin tidak yakin apakah dia bisa memberi donor lagi pada saudaranya itu.
10 tahun adalah jangka waktu yang lama, dan untuk donor diperlukan pemikiran yang matang. Jika dulu Jaemin melakukannya sebatas hanya menuruti keinginan orang tuanya, kini dia harus berpikir sendiri. Mungkin seperti ini orang tuanya yang begitu kalut mendengar kondisi Jaehyun yang kritis dan memerlukan donor.
Jaemin tersentak ketika merasakan tepukan pada bahunya, ada Johnny disana. Lelaki itu segera datang ketika Jaemin meneleponnya. Entah kenapa, lelaki itu yang pertama kali terpikirkan di kepala Jaemin ketika membawa Jaehyun ke rumah sakit.
"Apa kata Yuta?" Tanya Johnny mengambil tempat duduk disebelah Jaemin.
"Jaehyun hyung butuh donor sumsum tulang belakang." Balas Jaemin lirih.
Jaemin lalu menoleh pada Johnny di sebelahnya.
"Kalau aku yang memberi donor, apakah bisa?""Memangnya kau mau?" Tanya Johnny tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu.
"10 tahun yang lalu, kau memberi donor pada Jaehyun hanya karena orang tuamu memohon padamu, kan? Kali ini kau harus memikirkannya sendiri. Kau harus memikirkan konsekuensi untuk kedepannya. Bukan hanya pada Jaehyun, tapi juga pada dirimu sendiri. Maaf, aku tak bisa berbuat banyak. Jadi pikirkan matang matang jika kau memang mau melakukannya."
Jaemin hanya diam saja mendengar ucapan Johnny. Meski ucapan lelaki itu memang ada benarnya, tetap saja hal itu tak membuat perasaan Jaemin sedikit membaik.
"Hyung..." Lirih Jaemin pelan.
"Apa?"
"Mungkin seperti ini, ya perasaan eomma dan appa saat mendengar kondisi Jaehyun hyung sampai sampai mereka memohon agar aku memberi donor padanya?"
Johnny menghela nafas pelan. Dia miris mendengar pertanyaan anak itu. Johnny ingat saat Jaehyun datang ke apartemennya dan menceritakan semua yang terjadi. Alasan dia bisa hidup, apa yang Jaemin lakukan untuknya, semua itu Jaehyun ceritakan tanpa ada yang kurang sedikitpun. Johnny juga ingat bagaimana terkejutnya Yuta dan Taeyong yang kebetulan bersamanya saat itu ketika Jaehyun datang dan menceritakan semuanya.
Tak banyak yang bisa mereka lakukan. Itu urusan peribadi keluarga Jaemin dan Jaehyun. Namun apa boleh buat? Semuanya terasa rumit sampai sampai Johnny sendiri tak mengerti lagi kenapa dunia begitu kejam pada keluarga itu.
"Jaemin, listen. I wanna tell you something."
"Orang dewasa itu punya topeng yang sangat tebal, hanya saja topeng itu sudah tak terlalu sering dia pakai. Mereka terlalu sibuk untuk bekerja dan memikirkan hal hal realistis. Dan karena beban usia, orang dewasa harus berpira pura kuat meski mereka juga sama rapuhnya seperti anak anak."
"Mungkin yang kau lihat selama ini, ayahmu sangat kaku, ibumu juga tak peduli padamu, sebenarnya semua itu hanya topeng agar kau tak melihat berapa hancurnya mereka ketika mendengar anak pertama mereka terjangkit penyakit mematikan. Orang dewasa itu dituntut sebagai contoh. Maka dari itu mereka dipaksa menjadi figur yang sempurna untuk dipandang oleh anak anak mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...