Jaemin kini memasuki ruang kelasnya dengan langkah gontai. Setelah semalaman dia habis dihajar Jaehyun, kini anak malang itu harus terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Wajahnya yang babak belur dan penuh lebar ini tentang membuatnya tampak mengerikan.
Kelas itu sepi, sangat sepi. Jaemin selalu datang pagi, jauh sebelum bel masuk berbunyi. Lelaki itu lantas meletakkan tasnya di bangkunya, sementara tangannya sibuk menghabiskan coretan coretan yang memenuhi mejanya.
Jaemin menatap sendu coretan yang bertuliskan hinaan padanya itu. Meski dia sudah terbiasa, hatinya tetap sakit setiap kali membaca tulisan kebencian yang selalu ditujukan kepadanya.
Dengan gerakan pelan, Jaemin berusaha menghapus tulisan itu sambil menahan perih di wajahnya.
Tak lama, Jaemin mendengar suara langkah orang. Jantungnya lantas berdegup kencang. Satu satunya orang yang selalu datang padi setelahnya adalah...
Jeno.
Pintu kelas dibuka kasar, lalu muncul Jeno dengan wajah datar. Tampaknya suasana hati lelaki itu sedang buruk. Jaemin memilih diam dan menunduk, berusaha mengabaikan keberadaan Jeno dan terus menghapus coretan yang ada di mejanya.
Jeno berdecak pelan mengingat perdebatannya dengan Doyoung tadi pagi. Dia lantas menoleh pada Jaemin yang sibuk sendiri di pojok kelas. Jeno lantas bangkit mendekati lelaki itu.
"Tugasku semalam."
Jaemin lantas membuka tasnya dan mengeluarkan buku Jeno. Jeno merampas buku itu dan melemparkan bayaran Jaemin begitu saja.
Jaemin terdiam ketika Jeno melempar uang itu tepat dihadapannya.
"Itu bayaranmu." Jeno lantas pergi dan kembali duduk di bangkunya. Lelaki ith kini sibuk dengan ponselnya.Sementara Jaemin memungut uang yang Jeno lemparkan itu.
Jaemin menghela nafas pelan, lalu kembali membersihkan mejanya.
Tanpa Jaemin sadari, Jeno diam diam memperhatikannya. Wajah babak belur itu jelas bukan berasal dari Jeno. Meski Jeno kerap kali menghajar Jaemin, namun dia tak mungkin menghajar Jaemin sampai separah itu.
Jeno lantas teringat kejadian semalam.
"Yakk, berikan aku uang. Cepat!"
"H—Hyung, aku..."
"Kenapa?! Kau tidak punya uang?!!"
"Berikan aku uang sekarang!!!"
"Hyung, tadi aku harus beli—"
PLAAKK!!!
"CEPAT BERIKAN AKU UANG, SIALAN!!!"
Jeno kembali menatap Jaemin. Pasti luka lebam di wajahnya itu karena dia dipukuli oleh lelaki yang dia lihat semalam.
"Lelaki yang bersamamu semalam..."
Jaemin terdiam mendengar ucapan Jeno. Gerakan tangannya terhenti, dia menatap Jeno terkejut.
"Siapa dia?"
"Kau melihatnya?" Bukannya menjawab, Jaemin malah bertanya lagi pada Jeno.
"Aku melihatnya."
Jaemin kini menunduk. Mengabaikan ucapan Jeno dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
"Yakk, aku bertanya pada—"
"Bukan urusanmu." Balas Jaemin dingin.
Jeno tentu saja kaget mendengar balasan dan intonasi nada berbicara Jaemin yang tak biasa. Lelaki itu tersulut emosinya dan mulai berjalan mendekati Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...