30. Puzzle Piece

10.5K 1.9K 103
                                    

Yang kuinginkan hanya sebuah keluarga.

Keluarga yang harmonis, dengan seorang ayah, ibu dan kedua putranya.

Tapi kenapa aku dilahirkan di sebuah keluarga yang tak pernah bisa menganggap keberadaanku?

Jika aku diposisi Jaehyun, jika aku yang menderita leukimia, apakah eomma dan appa akan sama khawatirnya?

Jika aku diposisi Jaehyun, jika aku yang menderita leukimia, apakah eomma dan appa akan sama khawatirnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno tak habis pikir. Kenapa setelah dia berhasil membujuk Jaemin untuk pulang ke rumah lelaki itu, Jaemin malah kembali ke rumahnya dengan penampilan kacau.

Kata Jaemin, dia baru saja kembali berdebat dengan Jaehyun. Jaemin tak mengerti kenapa lelaki itu masih tetap egois dan tak pernah mau mengerti dirinya.

Jeno menatap Jaemin yang kini tertidur lelap di kamarnya. Dia jadi pusing sendiri, ternyata pikiran Jaemin benar benar rumit. Jeno tak tahu apa yang ada di kepala anak itu.

Jeno melirik ponsel Jaemin yang ada di nakas, setelah memastikan Jaemin tertidur, Jeno diam diam mengambil ponsel lelaki itu dan mencari kontak Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno melirik ponsel Jaemin yang ada di nakas, setelah memastikan Jaemin tertidur, Jeno diam diam mengambil ponsel lelaki itu dan mencari kontak Jaehyun.

Drrrrttttt drrrrtttttt

Jaehyun yang tengah duduk sendirian di sungai Han lantas menoleh pada ponsel yang bergetar, panggilan dari Jaemin membuatnya terlonjak kaget.

"Jaemin, kau ada dimana?!!"

Tak ada balasan dari seberang sana, Jaehyun lantas heran.

"Jaemin?"

"Aku temannya Jaemin, dia ada di rumahku. Kemari dan jemput dia, aku akan mengirimkan alamatnya padamu."

Tuuuuutttt tuuuuuttttt....

Jaehyun terdiam untuk beberapa saat, sebelum ponsepnya kembali bergetar karena Jeno mengirimkan alamat rumahnya pada Jaehyun.

Sementara itu, Jeno kembali meletakkan ponsel Jaemin diatas nakas. Dia masih terkejut dengan kedatangan Jaemin tadi. Anak itu datang dengan wajah berantakan sambil terus mengatakan dia lelah.

Lamunan Jeno buyar ketika Jaemin perlahan bangun.

Jaemin menatap ponselnya dan Jeno bergantian. Meski dia tertidur lelap, dia tak bodoh. Bisa saja Jeno menghubungi Jaehyun, kan?

When this rain stops || NCT dream x 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang