"Hyung akan pergi?"
Anak itu hanya tersenyum tipis, meski sorot matanya menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam, Minhyung tetap berusaha tersenyum sembari menatap sang adik.
"Hyung akan datang menjemputmu disini."
"Benarkah?"
"Tentu saja. Setelah itu, kau akan ikut Hyung. Kita akan pergi ke pulau Jeju bersama, bermain kembang api, melihat matahari, duduk di bebatuan sambil melihat bintang, kau suka semua itu, kan?"
Minhyung lalu merapikan kemeja sang adik.
"Jadi, kau baik baik disini dulu, ya? Hyung hanya sebentar. Nanti Hyung akan datang menjemputmu. Hyung berjanji."Sang adik lantas mengangguk.
"Ayo Minhyung."
Minhyung menoleh menatap ibu panti yang berdiri di belakangnya dengan sepasang suami istri yang berpenampilan seperti orang barat. Minhyung tahu dia akan diadopsi, namun dia tak bisa membawa sang adik ikut bersamanya.
"Hyung pergi dulu, ya? Tunggu Hyung disini."
"Mulai sekarang, namamu bukan lagi Minhyung. Karena kau berada dan tinggal di Kanada mulai saat ini, namamu akan diganti."
"Mark, Mark Lee. Bagus, kan? Kau suka itu?"
"Kau tahu ini jam berapa? Kalau bukan karena Doyoung, maka aku akan menyeretmu sekarang."
Haechan menoleh menatap lelaki yang ada dihadapannya. Dia terdiam beberapa saat melihat wajah asing itu.
Wajah itu...
Haechan menatap sosok lelaki dengan rahang tegas yang ada dihadapannya ini lamat lamat. Ini mustahil, bagaimana mungkin setelah sekian lama...
Dia bertemu lagi dengan hyungnya sendiri?
"Siapa kau?"
"Aku Mark, manager cafe ini. Sekarang kembali bekerja, atau ku seret kau keluar dari sini."
Mark?
Haechan terkekeh pelan, awalnya dia ragu jika lelaki yang ada dihadapannya ini adalah sosok yang selama ini Haechan cari. Namun cara bicaranya, cara dia menatap, suaranya benar benar berbeda dengan Minhyung yang dia kenal.
Mark? Minhyung? Siapa dia sebenarnya?
"Jadi, pada awalnya kau tak tahu jika aku Minhyung?"
Haechan tampak berpikir sejenak.
"Bukannya tidak tahu, aku hanya ragu...""Sejak awal, saat pertama kali bertemu di cafe Doyoung hyung. Ketika kau menghampiriku waktu itu, aku langsung mengingat Minhyung saat melihatmu."
"Tapi Minhyung hyung tak akan mungkin berbicara ketus seperti itu. Lantas aku mulai ragu jika aku salah orang."
"Lalu, apa yang membuatmu yakin kalau aku Minhyung?" Tanya Mark.
Haechan terdiam sejenak.
"Kau ingat, saat Jaemin hampir seminggu bta masuk kerja karena neneknya meninggal? Dan kita membicarakannya di cafe, kan?"Mark mengangguk.
"Lalu, aku mengajakmu untuk berbicara, bukan?"
"Kau ada waktu malam ini? Aku ingin bicara."
"Soal apa?"
"Tentang kau."
Mark kembali mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...