"Ada yang tertinggal?"
Jaemin menggeleng sembari tersenyum tipis. Dia sudah siap dengan ransel dan kamera yang menggantung di lehernya.
Jaehyun terkekeh pelan. Dia lantas mengambil ranselnya.
"Kajja!"
Hari ini, Jaemin mengajak kakaknya itu untuk jalan jalan. Dia bilang dia ingin membuat kenangan bersama Jaehyun karena mereka tak memiliki apapun yang bisa dikenang semenjak kecil. Lagipula Jaehyun pernah bilang dia ingin ke toko musik jazz dan klasik, lalu Jaehyun juga ingin ke pantai.
Kedua duduk bersebelahan di bus. Canggung. Ini pertama kalinya mereka pergi berdua. Meski Jaehyun dan Jaemin memutuskan untuk saling memperbaiki hubungan mereka, tentu masih ada rasa aneh dan canggung karena banyak hal yang baru pertama kali mereka lakukan bersama sebagai saudara.
Keduanya lantas turun di halte, Jaemin hanya mengikuti Jaehyun saja, entah kemana lelaki itu ingin pergi.
"Jaemin~ah, berikan kameramu." Ucap Jaehyun.
"Untuk apa?"
"Aku ingin memotretmu, coba jalan di depan."
Jaemin lantas mengangguk dan memberikan kameranya. Dia berjalan mendahului Jaehyun, membiarkan lelaki itu melakukan semaunya.
Cekrek!
"Bagus, kan?"
Jaemin terdiam sejenak melihat hasil foto Jaehyun. Sementara Hyung itu tampak begitu bangga dan puas dengan hasil jepretannya.
"Ya, tidak buruk..." Gumam Jaemin pelan.
Jaehyun lantas kembali berjalan mendahului adiknya. Sesekali bersenandung girang sembari menghirup dalam dalam udara kota Seoul yang selalu segar karena hari minggu.
Jaemin melihat Jaehyun masuk ke salah satu toko. Jaemin lantas mengikutinya.
Ada banyak sekali piringan hitam yang Jaemin tak mengerti di toko itu. Apa gunanya piringan hitam ini?
Sementara itu, Jaehyun asyik melihat lihat. Sesekali senyumnya merekah ketika menemukan lagu yang dia tahu atau yang dia suka.
Baiklah, Jaemin biarkan saja lelaki itu dengan dunianya. Dia tak mengerti sama sekali apapun yang ada di toko ini. Sepertinya kebanyakn musik Jazz atau klasik.
Cekrek!
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...