22. Haechan

12.4K 2K 105
                                    

"Ceritaku tadi sangat konyol, ya?"

Jaemin yang awalnya menunduk lantas menoleh ke arah Renjun. Keduanya kini berjalan pulang bersama setelah Jeno sempat berpisah diperempatan jalan. Sementara Haechan sudah pulang lebih dulu.

Jaemin menggeleng pelan.
"Apanya yang konyol?"

"Jadi maksudmu, ceritaku menyedihkan?" Tanya Renjun sembari terkekeh pelan.

Jaemin hanya diam saja sambil melanjutkan langkahnya. Sesekali dia melirik ke arah Renjun yang juga berjalan sambil menunduk. Jaemin menghela nafas pelan.

"Kau rindu ayahmu?" Tanya Jaemin.

"Tidak juga. Aku sudah terbiasa hidup tanpanya..."

Cek lek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cek lek!

Ruangan yang didominasi warna gelap itu tampak sunyi. Haechan menghidupkan lampu kamarnya. Menatap seisi kamar yang dipenuhi poster musisi, film, dan lagu lagu yang dia tempel di dinding kamarnya.

Haechan meletakkan ranselnya di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan meletakkan ranselnya di lantai. Dia segera merebahkan tunuhnya di kasur. Menerawang langit langit kamarnya dengan tatapan sendu.

"Sial, kenapa Renjun harus mengatakan hal itu di depan yang lain?"

"Maaf..."

"Untuk apa? Lagipula Haechan juga merasakan hal yang sama, kan?"

Haechan berdecak kesal.

Lagipula Haechan juga merasakan hal yang sama, kan?

Sejujurnya, Renjun benar. Dia juga merasakan hal yang sama. Tapi kenapa harus didepan yang lain? Terutama ada Jaemin disana. Imagenya sebagai lelaki humoris akan hancur. Haechan tak suka dikasihani. Dia tidak mau perlakuan orang padanya setelah tahu apa yang sebenarnya sudah dia lalui akan berubah.

Dia benci tatapan kasihan orang orang seolah mereka mencemaskan Haechan.

Manusia itu penuh kepalsuan.

Drrrrttt.... Drrrrttt....

Ponsel Haechan bergetar, dia mengerutkan keningnya ketika melihat nama Jeno tertera disana. Tumben sekali anak itu menelepom.

When this rain stops || NCT dream x 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang