"Selamat pagi, Jung Jaehyun." Jaehyun mengerjap, menemukan Yuta yang masuk ke kamar rawatnya pagi itu sambil membawakan sarapan. Yuta sudah merasa seperti dokter pribadi Jung Jaehyun, padahal masih ada banyak pasien yang harus dia urus.
"Aish, dua gumpalan daging ini bahkan belum bangun." Gumam Yuta kesal sembari mendekati Johnny dan Taeyong yang masih terlelap di sofa.
Ide jahil muncul di benak dokter onkologi itu. Dia lantas mengendap mendekat ke arah keduanya, lalu dengan cepat menjepit hidup Johnny dan Taeyong secara bersamaan. Jaehyun hanya menonton saja, tak tahu trik apa yang sebenarnya Yuta lakukan.
Setelah beberapa saat, Johnny dan Taeyong langsung megap megap kehabisan nafas. Membuat Yuta tertawa puas, hancur sudah citra dokter yang dia miliki saat ini. Persetan, mungkin ketika sahabat sialannya itu juga tak pernah menganggap Yuta sebagai dokter yang berwibawa.
Jaehyun hanya bisa menggeleng pelan memperhatikan ketiganya. Dia jadi ragu, dia ini dirawat oleh seorang dokter, kan? Bukan badut, kan?
Atensi Yuta kini beralih pada Jaehyun. Dia memeriksa infus lelaki itu dengan pandangan serius, mengabaikan kedua mahluk yang masih setengah sadar di sofa itu tengah mengumpulkan nyawa.
Melihat wajah tegang Jaehyun ketika Yuta mulai memeriksa infus lelaki itu membuat Yuta seketika memukul kepala sahabatnya itu.
"Dasar bodoh, infus mu sengaja kau lepas, kan?" wajah Jaehyun memucat ketika ketika Yuta menyadarinya. Semalam dia hanya menambal infus yang dia cabut paksa itu hanya dengan kapas dan plester. Pemikiran dangkal memang, tapi Jaehyun tak tahu lagi harus melakukan apa.
"Aish, sialan. Sudah kubilang padamu jangan keras kepala, aku akan mengizinkanmu bertemu Jaemin ketika kondisimu sudah membaik. Apa kau tidak bisa menunggu?!"
Jaehyun hanya tersenyum tanpa dosa, membuat Yuta yang ingin memasangkan kembali infusnya menjadi kesal. Dengan jahil, yuta menyentil infus Jaehyun, membuat lelaki itu meringis tertahan.
"Awas kalau kau pergi menemui Jaemin diam diam lain kali, aku akan memindahkan kamar adikmu itu."
"Jangan!"
"Maka dari itu dengar ucapanku!" Sambung Yuta kesal. Ada ada saja, meski dia terharu melihat drama menyedihkan semalam, tetap saja Jaehyun itu salah.
"Memangnya ada apa semalam?" Tanya Johnny.
"Dia menemui Jaemin semalam secara diam diam."
"APA?! KAU GILA?!" Pekik Taeyong heboh.
Johnny menutup telinganya dan membekap mulut Taeyong. Berisik sekali, seperti ibu ibu saja.
"Dia mencabut paksa infusnya dan berlari pergi ke ruangan Jaemin. Yakk, kenapa kalian tak menyadarinya, hah?!!" Ucap Yuta kesal sembari menatap keduanya.
"Kami tidur, lagipula bagaimana mungkin Jaehyun bisa pergi tanpa menimbulkan suara apapun?" Sambung Johnny membuat pembelaan.
Jaehyun hanya memperhatikan perdebatan ketiga sahabatnya itu sambil dengan santainya memakai buat potong yang Yuta bawa. Seolah merasa tak melakukan kesalahan apapun, Jaehyun hanya tertawa geli melihat Johnny dan Taeyong dimarahi habis habisan oleh Yuta karena tak sadar sama sekali jika dia kabur tadi malam.
Jaehyun menatap buah buahan dan bubur yang ada dihadapannya, lantas tersenyum tipis. Jaemin semalam bilang jika Jaehyun ingin menemuinya lagi, maka pastikan dulu kondisinya harus membaik. Bukan kabur seperti itu.
Baiklah, tidak masalah. Asalkan Jaehyun tahu jika Jaemin baik baik saja, dia akan berusaha untuk melakukan yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...