56. Nothing Lasts Forever In This World. Including Your Problem

10.2K 1.8K 218
                                    

"Bagaimana kondisinya?" Haechan menoleh pada Mark yang kini datang ke rumah sakit. Mark sudah dengar semuanya, dan apa yang terjadi pada sahabat adiknya itu.

Mark seketika tertegun cukup lama saat mendengar penjelasan Haechan mengenai kondisi Jaemin. Wajah adiknya itu tampak lesu dan khawatir. Begitu pula Renjun yang duduk tak jauh darinya dan Jeno yang masih di dalam bersama Jaemin.

"Oh my gosh. Sekarang kita harus bagaimana?" Gumam Mark bingung.

Haechan mengedikkan bahunya. Jujur, dia juga tak tahu harus berbuat apa.

"Jaehyun sudah tahu hal ini?" Tanya Mark lagi.

"Antara belum atau sudah. Yuta Hyung bilang, setelah Jaehyun sadar nanti, dia akan langsung memberitahu hal itu padanya." Sambung Renjun tiba tiba.

Cek lek!

Jeno keluar dengan wajah kusut, sedikit tersenyum ketika mendapati Mark disana.
"Jaemin sedang tidur. Biarkan dia beristirahat."

Jeno lantas duduk di sebelah Renjun. Lelaki itu menghela nafas pelan sembari memijit pangkal hidungnya.

"Dasar payah, aku tak habis pikir dengan isi kepala anak itu." Gumam Jeno pelan.

"Bahkan dia masih sempat memikirkan orang lain disaat kondisinya sudah seperti itu. Dia bodoh atau apa? Kenapa dia sama sekali tak memikirkan dirinya sendiri?!"

Mark menatap Jeno sebentar. Pandangannya lanats tertuju pada ruangan dimana Jaemin berada di dalam sana.
"Boleh aku masuk?"

Jeno mengangguk dan membiarkan lelaki itu masuk.

Sementara Mark lamtas mulai masuk ke dalam. Dia meringis pelan melihat kondisi Jaemin yang jauh dari kata menyedihkan. Mark menggeleng pelan ketika pemikirannya sudah kemana mana. Meragukan apa Jaemin masih bernyawa atau tidak.

Mark duduk di sebelah lelaki itu. Sementara Jaemin belum merespon apa apa.

"Jaemin, wake up..."

Mark mulai tahu ketika lelaki itu tak merespon apa apa, namun dia sedikit lega ketika netra hazel itu perlahan terbuka. Meski tak terbuka sepenuhnya, namun pandangan satu yang menyedihkan itu cukup membuat Mark sesak. Semenyedihkan apapun seorang Jung Jaemin yang dia lihat selama ini, netra hazel lelaki itu tak pernah sesayu ini.

"You okay?"

Jaemin tak menjawab. Dia sendiri saja bingung apakah dia baik baik saja atau tidak. Mulutnya mungkin bisa mengaku kalau dia baik baik saja, namun jauh dalam dirinya, Jaemin berontak.

"Listen, aku sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu dan Hyung mu. Tapi ketahuilah satu hal, kematian itu tidak bisa dicegah. Jangan takut kehilangan raga seseorang hanya karena kau tak ingin sendirian. Jika pada akhirnya Jaehyun memang harus pergi, jangan halangi dia meski sebenarnya maksudmu baik."

"Aku tidak mau sendiri..." Mark terhenyak mendengar bisikan lirih Jaemin. Lelaki itu tampak begitu berharap.

"Masih banyak orang yang peduli padamu. Jangan berpikiran sempit."

Mark menghela nafas pelan. Entah kenapa dia jadi ikut khawatir akan apa yang terjadi untuk kedepannya. Pada awalnya, Mark tidak ingin ikut campur lebih jauh mengenai kehidupan pribadi orang lain. Namun entah kenapa ketika mengetahui apa ayng sebenarnya terjadi pada Jaemin, Mark merasa...

Takut?

"Kau sendiri?" Mark menoleh ketika mendengar suara Jaemin.

"Kau peduli padaku?"

Mark peduli?

Lelaki itu menunduk. Benar, apakah dia peduli? Bukankah selama ini Mark menganggap Jaemin itu sebagai benalu yang terus menganggu dan membuatnya risih?

When this rain stops || NCT dream x 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang