33. About The Past (Pain)

10.1K 1.8K 116
                                    

Jaemin kira, setelah ulangtahun Jaehyun waktu itu, Jaehyun akan sedikit melembut padanya.

Namun Jaehyun tetaplah Jaehyun, lelaki itu tak akan mau melembutkan pada Jaemin hanya karena dia diberikan kado ulang tahun. Bisa saja kado itu juga dibuang Jaehyun, kan? Jadi Jaemin tak terlalu berharap.

Kini Jaemin meringkuk kesakitan di gudang akibat dihajar habis ayahnya.

Jaemin terbatuk batuk meminta ampun pada Yun Oh untuk berhenti memukulnya dengan ikat pinggang kulit milik lelaki itu.

"A—appa... Sakit... Tolong berhenti..." Lirih Jaemin.

"BERHENTI?! SETELAH MEMBUAT JAEHYUN BERKELIARAN SEPANJANG MALAM, KAU DENGAR MUDAHNYA MEMINTAKU UNTUK BERHENTI?!!! ANAK KURANG AJAR!!!"

CTAAAKK!!!

CTAAAKK!!!

CTAAAKK!!!

Jaemin mengerang kesakitan saat ikat pinggang kulit itu kini mendarat di punggungnya.

"Anak tidak tahu diuntung! Bisanya hanya menyusahkan saja!!! Coba lihat hyung mu!!! Prestasinya banyak, dia tidak banyak tingkah, kau harus belajar banyak darinya!!!"

Pintu sudah itu ditutup secara kasar oleh Yun Oh. Jaemin mengusap bekas air matanya, dengan tubuh bergetar, anak itu merangkak mendekati pintu.

"Appa, buka pintunya..."

"Disini gelap, Jaemin takut..." Lirih anak itu pelan.

Tak ada balasan membuat Jaemin putus asa. Dia terduduk di depan pintu, menekuk dan memeluk kakinya sambil menangis terisak.

Dia berharap ada yang membantunya keluar dari ruangan kecil dan gelap ini. Jaemin akui dia salah karena kabur, tapi dia tidak berharap Jaehyun yang mencarinya, kan? Jaemin juga tidak tahu kalau Jaehyun akan mencarinya.

Sesampai di rumah tadi, Jaehyun segera dihampiri sang ibu dengan wajah khawatir, sementara Yun Oh segera menyeret anak itu. Jaemin menatap Jaehyun meminta tolong, namun lelaki itu hanya diam saja tanpa berniat melakukan apapun.

Sampai tengah malam, pun, Jaemin hanya bisa meringkuk kedinginan di gudang. Bibirnya benar benar sangat pucat dengan luka lebam di punggungnya yang sudah membuat sekujur tubuhnya terasa kebas.

Sementara itu, Jaehyun terbangun di tengah malam. Dia teringat jika Yun Oh tadi membawa Jaemin. Jaehyun lantas bangkit dari kasur, dan mengendap endap menuju pintu untuk mengintip sekitar.

Kosong, ayah dan ibunya pasti sudah tidur sekarang, Jaehyun lantas berjalan mengendap endap keluar kamar. Jika dia menggunakan kursi roda, itu akan membuatnya sulit untuk naik dan turun tangga. Jaehyun tidak lumpuh, hanya saja kaki nya yang lemah mengharuskannya untuk duduk di kursi roda.

"Jaemin?" Bisik Jaehyun ketika ia sudah sampai di gudang. Jaehyun merogoh sakunya, mengambil kunci gudang yang tadi dia diam diam ambil di ruang kerja ayahnya.

Jaehyun masuk ke dalam gudang itu, dia terperanjat mendapati tubuh Jaemin terkapar begitu saja.

"Jaemin, hey! Kau bisa dengar hyung?" Tak ada balasan dari Jaemin. Jaehyun mengguncangkan tubuh adiknya itu pelan, namun tetap tak ada jawaban. Jaemin pingsan.

Dengan sisa tenaganya, Jaehyun mengangkat tubuh Jaemin dan menggendongnya. Jaehyun terdiam untuk beberapa saat, kenapa tubuh adiknya itu ringan sekali?

Jaehyun membawa Jaemin ke kamar adiknya itu.

"S—sakit..." Bisik Jaemin pelan.

When this rain stops || NCT dream x 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang