"Jaemin kenapa banyak maunya?! Eomma hanya punya susu stroberi, kenapa Jaemin tidak mau?!"
"Eomma, Jaemin benci susu stroberi..."
"Yasudah tinggal minum saja, apa susahnya?! Jaehyun suka stroberi, harusnya kau mengikuti kemauan hyung mu!!!"
"Eomma..."
"You okay, Jae?"
Jaehyun menghela nafas pelan. Dihisapnya dalam rokok milik Johnny yang tanpa izin diambilnya, pandangannya menatap jalanan dari atas sebuah gedung yang berada tak jauh dari kantor Johnny.
Jaehyun menggeleng.
"Apa lagi kali ini, hmm? Apa yang membuatmu gusar kali ini?" Tanya Johnny lagi.
"Jaemin..."
Johnny menoleh, tumben sekali sahabatnya itu membicarakan Jaemin. Karena yang Johnny tahu, Jaehyun sangat benci topik apapun yang menyangkut Jaemin dalam pembicaraan mereka.
"Tumben sekali, Jae. Bukankah kau tidak suka membicarakan anak itu?"
"Beberapa hari yang lalu, aku melihat Jaemin tertawa bersama teman temannya..."
Johnny terdiam sejenak. Jaemin? Tertawa? Johnny tanpa sadar terkekeh pelan. Setelah sekian lama, terbesit rasa lega dihatinya mendengar Jaemin tertawa. Apakah anak itu mulai belajar bergaul sekarang? Setahu Johnny, adik sahabatnya itu sangat introvert. Dia tak suka dekat dekat dengan orang asing.
"Aku tidak yakin itu teman temannya, tapi sepertinya mereka sangat akrab dengan Jaemin..."
"Lalu apa yang membuatmu resah? Bukankah itu bagus?" Balas Johnny.
"John, penyakit itu datang lagi..."
"Leukimia yang sempat kuderita, kini datang lagi..."
Johnny mematung, leukimia itu datang lagi? Bukankah Jaehyun sudah dinyatakan sembuh total dari leukimia nya saat dia masih duduk di sekolah menengah atas?
Keduanya diam untuk waktu yang cukup lama, Johnny yang masih mencerna ucapan Jaehyun, dan Jaehyun sendiri yang masih kebingungan.
"Lantas apa? Apa hubungannya dengan Jaemin?" Tanya Johnny dengan suara pelan.
"Kau tahu, John? Saat aku mengetahui kalau leukimia itu datang lagi, aku sangat bahagia. Kau tahu kenapa? Karena aku akan cepat mati, lalu menyusul orang tuaku. Aku akan meninggalkan dunia sialan ini, meninggalkan semuanya, aku akan bahagia, tanpa adanya beban lagi."
"Awalnya kukira akan semudah itu..."
"Lalu entah kenapa, saat melihat Jaemin tertawa waktu itu, aku tiba tiba ragu dengan keyakinanku."
"Aku mulai berpikir, kalau aku mati nanti, Jaemin akan bagaimana? Apakah dia akan sendiri? Apa dia akan sedih? Atau justru merasa bebas? Kalau aku mati nanti, bebannya pasti akan berkurang, kan? Jaemin tidak akan kesusahan lagi, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...